Petrus Menyangkal Yesus

Kamis, 9 September 2021
Petrus Menyangkal Yesus
Bacaan Alkitab : Matius 14: 66-72

 Perikop ini berkisah tentang Petrus yang menyangkal Yesus ketika Ia ditangkap oleh ahli taurat dan orang-orang Farisi. Kata “menyangkal” dalam KBBI adalah tidak mengakui apa yang dituduhkan kepadanya. Apa yang dituduhkan kepada Petrus? Pada ay. 67 ada seorang perempuan berkata, “ Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus;…” Apakah perempuan tersebut memfitnah Petrus? Tentu saja tidak! Sebab, apa yang dikatakannya adalah sebuah kebenaran. Tetapi, karena Petrus takut ditangkap, diadili dan disiksa bersama-sama dengan Yesus maka dengan segera ia tidak mengakui apa yang perempuan tersebut katakan kepadanya.

Setelah menyangkal Yesus, Petrus pergi dari tempat tersebut dan tanpa diduga-duga kembali bertemu dengan hamba perempuan tersebut. Dan ia kembali menegaskan kepada orang-orang disitu bahwa, “ Orang ini adalah salah seorang dari mereka (ay. 69). Dengan terkejut dan semakin merasa takut, Petrus kembali tidak mengakui keberadaannya sebagai murid Yesus. Dan setelah itu untuk ketiga kalinya, orang-orang disekitar Petrus menyerukan kebenaran bahwa Petrus adalah murid Yesus. Petrus kembali menyangkal dan setelah itu ia pergi dari tempat tersebut. Akhir kisah ini dituliskan bahwa Petrus menyadari kesalahannya dan ia menangis tersedu-sedu.

Saudara, seorang penulis buku bernama George Orwell berkata, “Bagaimanapun Anda menyangkal kebenaran, kebenaran akan terus ada.” Dan pendapatnya ini kita temukan dalam kisah Petrus diatas. Kebenaran akan berseru lebih kencang, ketika kita menyangkal atau tidak mengakui kebenaran tersebut. Dan, bisa saja apa yang Petrus alami juga pernah kita alami. Dimana kita seringkali menyangkal/tidak mengakui dosa dan atau kesedihan/rasa takut/marah. Penyangkalan ini terjadi sebab kita cenderung membenarkan diri sendiri, atau melindungi perasaan-perasaan (malu, ego, takut, marah, dll) dan melindungi karakter kita yang buruk. Tetapi, semakin kita menyangkal kebenaran, dan kebenaran berseru dengan kencang maka hati nurani kita juga akan semakin terganggu.

 Saudara, kisah Petrus menjadi pembelajaran bagi kita untuk tidak menyangkal kebenaran. Jika kita berdosa, akui dan mintalah ampun pada Allah. Jika kita merasa sedih/marah/takut akui dihadapan Allah dan mintalah Ia memulihkan jiwa kita. Jika kita berhadapan dengan dunia, maka milikilah gaya hidup seorang murid Kristus, dan tidak menyangkal status kita dengan hidup berkompromi dengan dunia. Marilah, kita meminta Allah untuk memberikan keberanian dalam diri kita sehingga dapat hidup dengan berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi jujur dihadapan Allah dan sesama. -THELIE HERLINA-

Bagaimanapun Anda Menyangkal Kebenaran, Kebenaran Akan Terus Ada – George Orwell

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yesus membawa pemisahan bagaimana mengikut Yesus

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)