Nyanyian Pujian Maria

Kamis, 23 September 2021
Nyanyian Pujian Maria
Bacaan : Lukas 1: 46-56

 Perikop yang kita baca pagi berisi pujian nyanyian Maria kepada Allah setelah ia bertemu dengan Elizabeth (Luk. 1: 39-45). Nyanyian pujian Maria diawali dengan kalimat, “Jiwaku memuliakan Tuhan dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku (ay. 46-47). Mari kita perhatikan apa alasan Maria memuliakan dan bergembira karena Tuhan :

1) Sebab kebaikan dan kemurahan Tuhan (ay. 46-48)
Pada ay. 46-48, kita dapat melihat bahwa Maria telah merasakan kebaikan dan kemurahan Tuhan. Terutama sebab “Ia (Tuhan) telah memperhatikan kerendahan hambaNya.” Maksudnya adalah bahwa Tuhan telah memandang Maria dengan penuh kemurahan hati sebab telah memilih Maria menjadi ibu Sang Juruselamat. Nyanyian pujian ini timbul saat Maria menyadari bahwa meskipun ia adalah seorang wanita biasa, tetapi Allah memilihnya sebagai ibu Sang Juruselamat. Dan setelah Maria menyadari kebaikan dan kemurahan Tuhan dalam hidupnya, ia mengatakan bahwa, “Segala keturunan akan menyebut aku berbahagia…” yang menunjukkan bahwa sumber kebahagiaan Maria adalah kemurahanNya yang besar. Sikap Maria menunjukkan bahwa sebagai orang percaya, sumber kebahagiaan kita adalah kesadaran akan kemurahan Tuhan dalam semua situasi dan keadaan kehidupan kita. Oleh sebab itu, marilah kita senantiasa bersyukur dalam setiap keadaan kehidupan kita, sebab kemurahanNya senantiasa melingkupi kehidupan.
2) Sebab perbuatan-perbuatan Besar yang telah Tuhan lakukan dalam kehidupannya (ay. 49-55)
Pada ayat 49-55, kita dapat menemukan alasan kedua mengapa Maria menaikkan syukur pada Tuhan. Yaitu, perbuatan-perbuatan Tuhan besar (megas, mujizat-mujizat, ay. 49) dalam kehidupan Maria. Selain itu, Maria juga memuji sebab rahmat-Nya (eleos, belas kasihan, ay. 50-51) turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Setelah rahmat-Nya, Maria juga memuji kuasa-Nya atas orang-orang yang rendah hati (ay. 52) dan juga sebab Tuhan melimpahkan segala yang baik (agathos, segala yang baik dan berguna, ay. 53-54) kepada orang-orang yang kekurangan (ay. 54-55). Inilah ungkapan syukur Maria saat Ia mengarahkan hati dan pikirannya kepada Allah. Oleh sebab itu, mari senantiasa mengarahkan hati hanya kepada Allah, sehingga mulut kita senantiasa mengungkapkan syukur dan pujian kepadaNya.
Saudara, mari sejenak kita renungkan firman yang baru saja kita dengar. Bagaimana dengan saudara, apakah hatimu sudah sepenuhnya berfokus pada Allah? Jika belum, berdoalah meminta kekuatan kepada Allah agar saudara dapat sepenuhnya mengarahkan hati kepadaNya. Sehingga, mulut kita senantiasa mengucap syukur dan menaikkan puji-pujian kepadaNya. -THELIE HERLINA-

Tuhan, Aku Menyadari Betapa Kasihku Lemah Dan Samar…Anugerahkanlah Aku Kasih Karunia Untuk Mengasihi-Mu Lebih Lagi - R.A. Torey

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan yang Benar

Kebenaran Yang Sejati

Yesus membawa pemisahan bagaimana mengikut Yesus