Hubungan antara Yesus dan Daud

Jumat, 20 Agustus 2021
Hubungan antara Yesus dan Daud
Bacaan Alkitab : Mrk. 12: 35-37

Suatu kali, ketika Yesus sedang mengajar di Bait Allah. Ia mengkritisi pengajaran ahli taurat berkaitan dengan hubungan antara Mesias dan Daud (ay. 35). Ahli taurat mengajarkan Israel bahwa Mesias akan dilahirkan dari keturunan Daud. Pernyataan ini memang benar – sebab kita mengetahui bahwa kemudian Mesias dilahirkan dari keturunan Daud (nubuatan para nabi dalam perjanjian lama yang kemudian dituliskan oleh Matius dalam Mat. 1: 1-17). Tetapi, Yesus mengetahui bahwa ahli taurat mengajarkan hal tersebut sebab saat itu, Daud merupakan raja yang paling diurapi oleh Allah.

Yesus melihat bahwa pengajaran mereka tidak didasarkan pada Firman Tuhan, sehingga pada ay. 36 Yesus mengutip pernyataan Daud saat dikuasai oleh Roh Kudus, “Tuhan telah berfirman kepada Tuanku…” dan mengajukkan pertanyaan kembali, “Daud sendiri menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?” (ay. 37). Saudara, jika kita memperhatikan kisah ini dalam Mat. 22: 41-46, maka kita dapat mengetahui pada ay. 46 dituliskan bahwa, “Tidak ada seorang pun yang dapat menjawab-Nya,…tidak ada seorangpun yang berani menanyakan sesuatu kepada-Nya.” Mengapa? Sebab, jauh dalam hati mereka menyadari bahwa pengajaran mereka hanya didasarkan pada hikmat dunia dan bukan pada Firman Tuhan.

Teguran Yesus terhadap cara ahli taurat mengajar tersebut mengajarkan bahwa kebenaran tentang Allah seharusnya kita peroleh dari Alkitab sebagai FirmanNya. Hal ini berarti bahwa, jika kita memiliki kesempatan mengajar Firman Tuhan maka kebenaran Firman harus menjadi inti dari pengajaran dan bukan hikmat kita sendiri. Dan, jika kita mendapat kesempatan untuk mendengarkan Firman, maka berpeganglah pada kebenaran Firman yang kita telah pelajari dan renungkan. Sebab, kita tahu bahwa pada masa-masa akhir akan banyak muncul penyesat-penyesat yang akan memalingkan kita daripada kebenaran yang sejati. Oleh sebab itu, marilah kita senantiasa merenungkan Firman Tuhan sehingga kebenaran Allah tertanam dalam seluruh hati dan pikiran serta akan terealisasi dalam perkataan dan perbuatan kita.

Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, bagaimana dengan saudara? Apakah dalam waktu-waktu teduh saudara telah meluangkan waktu untuk merenungkan Firman, dan bukan sekedar membaca untuk memperoleh informasi? Sebab, dengan merenungkan Firman Tuhan maka kebenaran Allah akan mempengaruhi pola pikir, tersimpan dalam hati kita dan terealisasi dalam seluruh perilaku kita. -THELIE HERLINA-

Kebenaran Mengenai Allah Berasal Dari Firman-Nya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan yang Benar

Kebenaran Yang Sejati

Yesus membawa pemisahan bagaimana mengikut Yesus