Perumpamaan Tentang Pengampunan
Kamis, 8 April 2021
Perumpamaan Tentang Pengampunan
Bacaan Alkitab: Mat. 18: 21-35
Perikop ini berkisah tentang seorang hamba yang menerima pengampunan (penghapusan hutang) dari seorang Raja (ay. 21-27). Tetapi, kemudian ia bertemu dengan temannya -yang berhutang padanya- dan memaksa dia untuk melunasi hutang, bahkan sampai memasukkannya kedalam penjara (ay. 28-30). Ada dua sikap batin yang diajarkan melalui perikop ini, yaitu:
1. Menerima Pengampunan dari Allah
Pada ay. 23-27 dikisahkan tentang Raja yang tersentuh hatinya oleh belas kasihan kepada seorang hamba yang berhutang padanya. Dan kemudian membebaskan dan menghapuskan hutang hamba tersebut. Demikian juga Allah kepada kita sebagai manusia berdosa. Dahulu, kita adalah orang-orang yang berhutang sebab hidup dalam dosa dan pemberontakan kepada Allah sehingga harus dibinasakan. Tetapi, jika kita datang pada Allah dan memohon pengampunan, maka Ia akan mengampuni kita sepenuhnya (Yoh. 3: 16). Saudara, marilah kita mempercayai sepenuhnya bahwa Allah telah mengampuni dosa-dosa kita artinya bahwa kita tidak lagi hidup dalam rasa mengasihani diri sendiri, penyesalan dan bahkan tidak dapat memaafkan diri sendiri. Tetapi, hidup dalam kebebasan dari kebencian sehingga dapat menikmati damai sejahtera sejati.
2. Memberi Pengampunan kepada Orang yang Menyakiti Kita
Pada ay. 28-30 dikisahkan bagaimana sikap hamba yang telah menerima pengampunan terhadap temannya yang berhutang kepadanya. Ia memaksa temannya untuk melunasi hutang-hutangnya dan bahkan memasukkan dia kedalam penjara sampai dapat melunasinya. Saudara, ini adalah gambaran dari seseorang yang telah menerima pengampunan, tetapi tidak dapat mengampuni sesamanya. Hal ini terjadi sebab banyak orang yang menerima pengampunan dari Allah, tetapi tidak benar-benar mempercayai bahwa Allah telah mengampuninya. Sehingga, masih hidup dalam penyesalan dan rasa mengasihani diri sendiri. Pengikut Kristus yang sejati seharusnya menerima dan mempercayai dengan sungguh-sungguh bahwa Allah telah telah mengampuninya dan juga mengampuni orang-orang yang menyakiti dan membencinya. Sebab, pengampunan kepada orang yang membenci kita akan melepaskan sang pengampun dari jerat kepahitan masa lalu.
Saudara, mari kita renungkan sejenak Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, mari periksa batin kita. Apakah saudara sudah sepenuhnya mempercayai bahwa Allah telah mengampuni dosa-dosa yang telah saudara akui dihadapanNya? Sebab, ketidakpercayaan kita terhadap pengampunan Allah kepada kita, menjadikan kita sulit untuk mengampuni sesama. -THELIE HERLINA-
Orang Yang Mengalami Pengampunan Allah Tidak Mempunyai Alasan Untuk Membenci Sesamanya
Komentar
Posting Komentar