Perumpamaan Tentang Dua Orang Anak

Jumat, 23 April 2021
Perumpamaan Tentang Dua Orang Anak
Bacaan Alkitab : Matius 21:28-32

 Saudara, perumpamaan yang disampaikan Yesus melambangkan dua jenis manusia, yaitu mereka yang perkataannya lebih baik baik dari pada tindakannya yang disebut anak pertama. Kemudian yang kedua, mereka yang tindakannya lebih baik dari pada perkataannya yang disebut anak kedua. Keduanya memiliki seorang ayah yang sama, yang melambangkan Allah. Keduanya mendapat perintah untuk melakukan hal yang sama, yaitu bekerja di kebun anggur. Tetapi sikap mereka berbeda. Anak sulung memberikan jawaban dengan baik, tapi tindakannya buruk sedangkan anak kedua bertindak lebih baik dari pada perkataannya. Lalu siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya? Tentu saja anak yang kedua, karena akhirnya ia menyesal dan melaksanakan perintah ayahnya.
Saudara, melalui perumpamaan ini Yesus ingin menyatakan bahwa para pemungut cukai, perempuan sundal dan para pendosa lainnya itu seperti anak kedua, yang memang dari awal tidak taat bahkan suka memberontak. Tapi saat Injil diberitakan melalui Yesus, mereka menaatinya dalam iman. Sebaliknya, para imam kepala dan tua-tua Yahudi yang berkata, “Baik, Bapa,” dan berjanji untuk taat malah tidak melakukannya. Sehingga mereka digolongkan orang yang tidak berkenan di hadapan Allah.
 Saudara, sebagai orang percaya memang idealnya kita diharapkan menjadi anak yang berkata “Baik, Bapa,” dan kemudian kita sungguh-sungguh melaksanakan perintah Bapa kita. Akan tetapi, apabila kita sudah terlanjur menyakiti hati Bapa dengan dosa-dosa yang kita lakukan. Marilah kita bertobat dan berbalik kepada Bapa dan taat melakukan perintahNya.
 Saudara, bagaimanakah kehidupan kita selama ini? Apakah kita seperti anak pertama yang terlihat saleh tapi hati kita cemar atau bahkan ada dosa yang mengakar? Atau kita seperti anak kedua, yang menyakiti hati Bapa dengan dosa-dosa yang kita lakukan? Jika kita termasuk salah satunya, maka marilah ambil waktu sejenak untuk mendoakan hal tersebut. Berdolah agar Tuhan mengubahkan perkataan dan tindakan kita sehingga kita menjadi orang yang berkenan bagi Allah. Saudara, percayalah bahwa Allah telah memberikan kita kemampuan untuk menjadi anak-anakNya yang taat dan berkenan bagiNya.
-MARGARETHA SUTANTO-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yesus membawa pemisahan bagaimana mengikut Yesus

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)