Hal Memberi Sedekah
Kamis, 21 Januari 2021
Hal Memberi Sedekah
Bacaan: Matius 6 : 1-4
Salah satu dampak buruk dari media sosial adalah digunakan untuk mencari pujian dari orang lain saat melakukan sebuah kegiatan amal. Saya pernah membaca sebuah artikel yang berisi curahan hati seseorang yang pernah diberikan bantuan sembako. Dia merasa malu dan agak risih saat menerima sembako, sebab selalu diminta untuk berfoto. Tapi, bagi seseorang yang mengejar “likes” di media sosial, tentunya dia tidak akan peduli pada apa yang dirasakan oleh penerima bantuan. Lalu bagaimana sebenarnya sikap yang diajarkan Yesus saat seorang percaya memberi sedekah? Dalam Mat. 6: 1-4, dalam rangkaian khotbah di bukit, Yesus memberikan dua prinsip memberi sedekah bagi orang percaya, yaitu:
1. Jangan Melakukan Supaya Dilihat Orang,
Dalam khotbah di bukit, Yesus memberikan peringatan kepada pengikutNya untuk senantiasa “Ingatlah (prosecho, menjadi waspada/ memperhatikan )…” saat melaksanakan kegiatan agama agar tidak melakukannya di hadapan orang dengan tujuan agar dilihat orang lain. Peringatan ini diberikan sebab pemberian sedekah dapat dengan mudah menjatuhkan orang percaya dalam dosa kesombongan atau motivasi yang salah yaitu “memberi untuk memperoleh pujian” dari orang lain. Saudara, memberikan sedekah merupakan salah satu bentuk ibadah yang murni dihadapan Allah. Yesus mengajarkan agar kita tidak “…mencanangkan (salpizo, mengumumkan/ memberitahukan orang lain…” saat memberi dengan tujuan agar menerima pujian. Biarlah ketika kita memberi, hanya Allah saja yang mengetahui perbuatan tersebut (ay. 4).
2. Jangan Mengingat-ingat Kebaikan yang Telah Dilakukan
Saudara mungkin pernah mendengar ungkapan “ saya sudah pernah menolongnya, tapi dia malah berlaku licik…” Suatu ungkapan yang menunjukkan sikap hati ingin menerima balasan saat berbuat baik pada orang lain. Yesus mengajarkan kita agar, “…janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu…(ay. 4)” Ilustrasi ini memiliki pengertian untuk tidak mengingat-ingat kebaikan yang telah diperbuat oleh diri sendiri. Sebab, dengan mengingat kebaikan yang dilakukan, maka akan menjatuhkan orang percaya pada sikap tidak tulus.
Saudara, pagi hari ini mari mengambil waktu sejenak untuk memeriksa batin saudara saat melakukan kebaikan untuk sesama. Adakah ketidaktulusan didalamnya? Atau kesombongan? Atau sikap batin keliru lainnya? Mari datang ke hadapan Tuhan dan dengan penuh kejujuran meminta ampun dan kekuatan agar saudara senantiasa mencerminkan Kristus dalam setiap tindakan dan perkataan kita. -THELIE HERLINA-
Ketulusan Saat Memberi Kepada Sesama
Merupakan Cerminan Kristus Dalam Diri Orang Percaya
Komentar
Posting Komentar