PERTOBATAN
PERTOBATAN
DAN PENGAMPUNAN
“Karena jikalau
kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu
juga.Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan
mengampuni kesalahanmu."
(Matius 6:14-15)
Shalom saudara yang kekasih, selamat
pagi. Kita berjumpa kembali dalam acara renungan pagi spiritual Life. Pagi hari ini kita masih melanjutkan
pemhahasan kita tentang khotbah di bukit, dan sekarang kita sudah memasuki
Matius 6:14-15. Di dalam ayat-ayat yang
baru saja kita baca ini terdapat dua kebenaran penting tentang pengampunan dan
pertobatan.
Pertama, Hanya orang yang bertobat
yang diampuni
Ayat 14 dituliskan “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan
orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Ayat ini secara
sekilas terdengar seperti syarat yang Kristus berikan kepada kita jika kita
ingin diampuni Bapa. Tapi penjelasan ini tentunya tidak sesuai dengan ajaran
alkitab bahwa Allah mengampuni kita terlebih dahulu bahkan pada saat kita masih
berdosa (Roma 5:8). Lalu apakah arti dari ayat ini ? Arti dari ayat ini adalah
bahwa hanya orang yang bertobat yang dapat diampuni oleh Allah. Pertobatan yang
sejati lahir dari kesadaran bahwa kita adalah orang berdosa yang diberikan
anugrah pengampunan oleh Tuhan. Dan kesadaran itu kemudian membuat kita menjadi
lembut sehingga mudah mengampuni kesalahan orang lain. Pengampunan Allah bukan
hanya membersihkan dosa kita, tapi juga melembutkan hati kita untuk menghampuni
kesalahan orang lain.
Kedua,
Hanya orang yang bertobat mempu mengampuni
Ayat 15 “Tetapi jikalau kamu tidak
mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu”. Arti dari
ayat ini adalah hal yang sebaliknya dari ayat 14. Jika kita tidak mengampuni
kesalahan orang yang bersalah kepada kita maka itu tanda bahwa kita belum
diampuni oleh Allah. Ingatlah bahwa tanda kita sudah diampun adalah pengampunan
yang Allah berikan bukan hanya membuat kita bersih dari dosa-dosa kita, tapi
juga membuat hati kita lembut kepada kesalahan orang lain. Kristus mengulang
prinsip ini ketika ia mengajarkan perumpamaan tentang pengampunan
(Mat.18:21-35). Dimana sang raja menghukum orang yang dihapus utangnya tapi
tidak mau mengampuni hutang orang lain. Karena raja berharap bahwa pengampunan
yang ia berikan dapat membentuk kasih dan kemurahan hati orang yang diampui
tersebut, kepada orang yang berhutang
kepadanya. -WELEM NOVI-
“Pengampunan Allah bukan Hanya Membersihkan Batin Kita tapi Juga Melembuatkannya”
Komentar
Posting Komentar