MENGAMPUNI PEMBENCI
MENGAMPUNI
PEMBENCI
“Tetapi
Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu,
melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi
kirimu.”
(Matius
5:39)
Shalom
selamat pagi saudara yang dikasihi Tuhan, senang rasanya bisa Kembali menjumpai
saudara di hari pertama dalam minggu ini dalam acara renungan pagi spiritual
life. Dan Kembali sebelum kita memulai aktifitas kita, maka kita akan
bersama-sama merenungkan Firman Tuhan terlebih dahulu. Dan Firman Tuhan yang
menjadi dasar perenungan kita hari ini terambil dari Matius 5:39. Saudara di dalam ayat ini Kristus
menasehatkan kita bagaimana caranya kita berhadapan dengan orang yang membenci
atau berusaha menyakiti kita.
Setidaknya
ada dua cara yang bisa kita pelajari
dari ayat ini, tentang bagaimana kita bersikap sebagai murid kristus ketika
kita diperhadapkan dengan orang-orang yang membenci atau yang berusaha untuk
menyakiti kita, yaitu :
Pertama, jangan main hakim sendiri
Hal
pertama yang harus kita lakukan menurut
ayat ini adalah “jangan melawan”.
Istilah ini tidak berarti bahwa kita hanya menyerahkan diri kita untuk
diperlakukan secara tidak adil dan tanpa ada perlawanan. Tentu jika situasi
memungkinkan kita untuk melakukan suatu perbuatan dengan menjegahnya atau
menghindarinya maka kita harus melakukannya. Kristus pun melakukan hal yang
sama ketika Dia tahu orang-orang farisi berusaha untuk membunuhNya. Alkitab
berkata bahwa “Dia menyingkir dari sana” (bd. Mat.12:14-15). Maksud Kristus
dengan istilah “jangan melawan” harus dihubungkan dengan ayat sebelumnya yaitu
hukum “gigi ganti gigi” yang ada pada
ayat sebelumnya. Artinya kita jangan menggunakan kesempatan itu untuk melakukan
pembalasan seolah kita sudah memiliki hak untuk membalas. Tapi yang
Kristus ajarkan dengan ayat ini adalah, bahwa jika perbuatan itu sudah
terjadi maka kita tidak perlu membalas. Tapi menyerahkan hak untuk membalas ke
dalam tangan Tuhan, atau orang-orang yang berotoritas, karena pembalasan
bukanlah hak kita tapi hak Tuhan.
Kedua, sadari bahwa mereka tidak berhutang apapun
kepada kita
Hal
kedua yang bisa kita pelajari dari ayat ini adalah bersabar. Perkataan “berilah pipi kirimu” bukan
dimakanai bahwa kita menyodorkan pipi kita yang lain untuk ditampar. Perkataan
ini harus dibaca tanpa terlepas dari konteksnya yaitu hukum lex talionis. Hukum ini mengajarkan bahwa jika kita
ditampar pipi kanan maka kita berhak menampar pipi kanan orang yang menampar
kita. Tapi ternyata, Kristus berkata “berilah pipi kirimu”. Artinya setelah
kita tidak menyerahkan hak pembalasan kepada Tuhan, kita tetap harus tetap
memiliki kesabaran. Karena bisa saja orang yang yang menampar pipi kita akan
melihat hal itu sebagai kelamahan kita, dan melakukan hal yang sama. Atau bisa
juga, dia mengulangi kesalahan yang sama di waktu dyang akan datang. Tapi point
yang ingin ditekankan Kristus disini, adalah bahwa kita harus menyadarkan ego
kita bahwa orang yang menampar kita tidak berutang “apapun kepada kita”. Dia
tidak berhutang “tamparan pipi kanan” kepada kita tapi kepada Tuhan. Prinsip dari dendam adalah ego kita menipu
kita bahwa orang yang menyakiti kita berhutang kepada kita. Karena itulah
disebut istilah ini disebut dengan “balas dendam”.
Jadi
marilah kita menyerahkan semua kesalahan orang-orang yang membenci atau pernah
menyakiti kita ke dalam tangan Tuhan. Dan lawanlah ego kita dengan percaya
bahwa orang-orang yang menyakiti kita tidak berhutang apapun kepada kita.
Demikian Firman Tuhan pada kesempatan pagi hari ini, biarlah firman Tuhan ini membantu
kita untuk terus bertumbuh di dalam Tuhan. -WELEM NOVI-
Tuhan
Yesus memberkati kita semua,
“Dendam
lahir ketika ego kita menipu kita jika orang yang menyakiti kita sudah
berhutang kepada kita”
Komentar
Posting Komentar