BERPUASA YANG KELIRU

 

Berpuasa Yang Keliru

Matius 6:16


“Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.”

 


            Shalom saudara yang terkasih dalam Tuhan, puji Tuhan hari ini kita dapat bertemu kembali dalam program spiritual life dan merenungkan Firman Tuhan bersama-sama. Ayat perenungan kita hari ini terambil dari Matius 6:16, yang melanjutkan pembahasan kemarin mengenai hal berpuasa. Dalam ayat-ayat ini kita diperingatkan untuk tidak berpuasa seperti orang munafik supaya kita tidak kehilangan makna dari puasa itu sendiri.

            Dalam nats yang kita baca, Yesus memberikan 2 tanda orang munafik dalam berpuasa, yaitu: Pertama, dengan tujuan mencari pujian manusia. Mengapa disebut demikian? Karena dalam jiwa mereka sama sekali tidak terdapat penyelasan dosa. Puasa yang mereka jalankan sekedar untuk ikut-ikutan saja dan untuk unjuk diri tanpa ada makna rohani di dalamnya. Padahal sebenarnya dengan demikian mereka berusaha menipu Allah dan ini merupakan suatu tindakan penghinaan paling besar terhadapNya. Puasa yang dikehendaki Allah adalah waktu yang dikhususkan untuk merendahkan diri di hadapanNya. Kedua, dengan cara memamerkan puasa. Tujuan dari memamerkan puasa ini adalah agar orang yang melihat mereka, mengetahui bahwa pada hari itu mereka sedang berpuasa. Bahkan pada hari-hari tersebut mereka sering terlihat di jalanan, padahal seharunya mereka berada dalam kamar masing-masing. Mereka juga memperlihatkan wajah yang muram, melangkahkan kaki dengan lambat dan khidmat serta mengubah penampilan mereka dengan sedemikian rupa sehingga orang lain dapat melihat mereka sebagai orang-orang yang saleh dan mampu menahan diri. Sebenarnya orang dalam golongan seperti sudah dibinasakan oleh keangkuhan mereka, yaitu kejahatan rohani.

            Saudara, melalui renungan hari ini kita diingatkan kembali bahwa puasa adalah suatu tindakan penyangkalan diri, pematian nafsu kedagingan dan saat untuk merendahkan diri dibawah tangan Allah. Melalui puasa, orang Kristen seharusnya mengakui bahwa tidak ada satu hal pun yang dapat mereka banggakan. Tetapi jika kita menjadikan puasa sebagai ajang untuk memamerkan kesalehan maka sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Yakni pujian dan penghormatan dari manusia dan hanya itulah yang bisa mereka dapatkan. - MARGARETHA SUTANTO-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yesus membawa pemisahan bagaimana mengikut Yesus

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)