KESETIAAN YUSUF
KESETIAAN
YUSUF
“Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?"
Selamat
pagi bapak ibu saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, pagi hari ini kita akan
kembali merenungkan Firman Tuhan sebelum kita beraktifitas. Di dalam minggu ini
kita sudah membahas tentang kesetiaan. Kesetiaan dalam ajaran kristen
didasarkan oleh karakter Allah dan memiliki makna yang sangat mendalam yang
meliputi kejujuran, dapat diandalkan, dan berintegritas.
Ketika
berbicara tentang kesetiaan maka kita akan menjumpai banyak tokoh di dalam
Alkitab yang memiliki keteladanan dalam bidang ini. Salah satunya adalah Yusuf,
ia mengalami berbagai hal yang tidak menyenangkan dalam hidupnya. Tapi Yusuf
tetap memiliki kesetiaan yang kuat kepada Allah. Ia dikhianati oleh
saudara-saudaranya sendiri dijual sebagai seorang budak, tapi dia tetap setia
kepada Allah. Hari ini kita akan belajar dari Yusuf tentang rahasia
kesetiaannya.
Dari
ayat yang baru saja kita baca, maka ada dua prinsip kesetiaan yang dapat kita
pelajari dari Yusuf. Pertama, kesetiaan
berarti mampu merasakan kehadiran Allah. konteks dari ayat ini adalah Yusuf
sedang diajak oleh istri potifar untuk berbuat dosa. Namun Yusuf menolak untuk
melakukannya, alasannya jelas “ia tidak
mau berdosa kepada Allah”. ini berarti bahwa Yusuf memiliki kemampuan untuk
menyadari kehadiran Allah dalam seluruh aspek
kehidupannya. Kedua, kesetiaan berarti mampu melihat Allah bekerja
dalam hidup kita. Yusuf bukan hanya mampu menyadari kehadiran Allah tapi juga
mampu untuk melihat Allah bekerja di dalam setiap kesulitan hidup yang dia
alami.
Jadi marilah kita membangun kesetiaan kita dengan mengembangkan kesadaran akan kehadiran Allah dan juga mengembangkan kemampuan kita untuk melihat Allah bekerja di dalam hidup kita. Sehingga kita menjadi orang yang setia kapan saja, dimana saja dan kepada siapa saja. Amin!! - WELEM NOVI-
“KESETIAAN
DAN KESADARAN AKAN KEHADIRIAN ALLAH MERUPAKAN DUA SISI MATA UANG”
Amin
BalasHapus