PERCAYALAH!

Percayalah!
Amsal 3 : 5

Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak hal yang sebenarnya melatih kita untuk percaya. Ketika kita bepergian dari satu tempat ke tempat yang lain, kita mempercayai orang yang mengemudikan kendaraan yang kita naiki. Meski kita tahu bahwa mereka adalah manusia yang tidak sempurna sama seperti kita, namun kita percaya bahwa si pengemudi akan membawa kita tiba di tujuan dengan aman. Tapi, jika berkaitan dengan Yesus—Pribadi yang sempurna dan mengetahui segalanya—khususnya ketika kita menghadapi jalan hidup yang sulit, kita malah ragu untuk mempercayakan kehidupan kita seluruhnya pada Yesus. Mengapa? Mari kita perhatikan Amsal 3: 5

Di dalam Amsal 3:5 kita merenungkan dua kebenaran yang akan menolong membangun kerpercayaan kita pada Tuhan. Pertama, kepercayaan dimulai dari pengenalan Alkitab memberi kita banyak contoh tentang orang-orang yang tetap saleh dan setia meski menghadapi pencobaan dan kesukaran. Contohnya adalah Ayub yang menderita luar biasa karena kemiskinan, sakit penyakit, dan kematian seluruh anggota keluarganya. Ayub bergumul untuk memahami Allah dan penderitaan yang dia alami, tapi Ayub tidak pernah berhenti untuk mempercayai Allah (Ayub 13:15). Dan, pada akhirnya, Ayub dilimpahi dengan berkat melebihi dari apa yang dia pernah bayangkan. Kepercayaan kita kepada Tuhan bertumbuh ketika kita mengenal Dia dengan lebih erat. Kedua, tidak mengandalkan pikiran kita sendiri. Inilah saatnya untuk kita belajar bahwa mempercayai Tuhan dimulai dari mengakui diri bahwa sesungguhnya kita tidak memiliki semua jawaban atas pertanyaan hidup kita. Kita harus percaya kepada-Nya dan menyerahkan jalan-jalan kita kepada-Nya, bahkan ketika kelihatannya ada yang tidak masuk akal bagi kita. Terkadang kita bertindak seolah-olah kita mampu menopang diri kita sendiri dan menyelesaikan semua tugas kita dengan baik tanpa pertolongan Allah.

Saudara, hari ini saya mengajak kita semua untuk mengenal Tuhan lebih dalam melalui pembacaan dan perenungan Firman Tuhan. Sehingga iman percaya kita semakin kuat dalam keadaan apapun. Jika iman kita semakin kuat maka kita akan mengandalkan hikmat Tuhan dan bukan hikmat kita sendiri dalam menjalani kehidupan. Amin!  -Denal Sutanto-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yesus membawa pemisahan bagaimana mengikut Yesus

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)