JANGAN SALAH PAHAM DENGAN TUHAN
Jangan
Salah Paham Dengan Tuhan
Saudara, pernah tidak saudara mendengar
pernyataan, “Tuhan marah sama kita, Tuhan nggak sayang sama kita” ketika suatu
krisis/bencana/wabah terjadi? Seperti ketika tanpa bisa diprediksi, tiba-tiba
saja dunia dikejutkan oleh hadirnya virus covid-19 yang menyerang semua orang
(yang memiliki imun yang lemah) tanpa bisa dihentikan sama sekali (setidaknya
sampai hari ini). Jika saudara pernah
mendengar pernyataan diatas atau bahkan selalu mempercayai bahwa ketika suatu wabah
terjadi maka itu artinya Tuhan pasti marah/murka dengan umatNya. Maka ijinkan Paulus
(melaui Roma 5: 3 – 5) memberikan pemahaman yang benar tentang kasih Allah. Sebelumnya, bukan berarti bahwa Tuhan tidak pernah marah/murka, namun tidak selalu bahwa ketika sebuah krisis/bencana/wabah terjadi, maka hal itu selalu terjadi karena Ia marah.
Paulus membuka pikiran kita tentang cara
kita memandang kasih Allah. Ketika Allah mengatakan bahwa Ia mengasihi kita
maka yang Ia maksudkan bukanlah bahwa kita akan senantiasa berada dalam kondisi
aman, nyaman dan tanpa masalah sama sekali. Perhatikan bahwa dengan jelas
Paulus mengatakan bahwa kasih kristus tidak akan menghindarkan kita dari segala
macam kesusahan dan penderitaan (ay. 35-36). Kasih Kristus juga tidak selalu
berbentuk kelepasan dari semua hal buruk tersebut. Karena dalam Kristus,
jangankan bahaya/kesengsaraan/ penderitaan/aniaya, bahkan kematianpun tetap bisa
menimpa semua orang tanpa bisa dicegah (ay. 35).
Saudara, kesengsaraan, sakit
penyakit, bencana atau wabah dapat Tuhan ijinkan terjadi dalam kehidupan kita tidak selalu karena Ia marah/murka namun bisa saja Ia sedang menguji umatNya. Oleh sebab itu, ingatlah akan status kita sebagai anak-anak Allah. Status ini menjadikan
saya dan saudara sebagai umat yang lebih dari seorang pemenang (ay. 37, hupernikao,
to gain a surpassing victory, memperoleh kemenangan yang lebih daripada
yang diharapkan). Kemenangan seperti apa? Kemenangan dimana penganiayaan dan
kesusahan hanya akan menguatkan pengharapan kita (Rm. 5: 3-4) dan mengerjakan
kebaikan bagi kita (8: 28). Bahkan ketika kematian datang, hal itu hanyalah
pintu masuk kepada kebahagiaan dan kemuliaan yang lebih besar (8: 17-18).
Sungguh tidak ada sesuatu atau seorang pun yang dapat memisahkan kita dari
kasih Allah. Oleh sebab itu, berhentilah “salah paham” dengan Tuhan. Meskipun
sampai hari ini kita tidak tahu mengapa Allah mengijinkan wabah covid-19
terjadi tapi marilah kita senantiasa mengucapkan syukur karena Tuhan
menjanjikan bahwa penderitaan yang kita alami akan membawa kita pada “kemuliaan
yang akan datang” yaitu kehidupan yang kekal bersamaNya (Rm. 8: 18). Amin!
Tuhan Yesus memberkati! –Thelie Herlina-
Komentar
Posting Komentar