Mengandalkan Allah di Atas Segala Kekuatan Manusia

Selasa, 2 Desember 2025
Mengandalkan Allah di Atas Segala Kekuatan Manusia 
Bacaan Alkitab : Keluaran 30: 11-13



          Dalam bagian firman Tuhan yang kita baca hari ini, kita dapat melihat bahwa Allah kembali berfirman kepada Musa mengenai “ persembahan pendamaian pada pendaftaran orang Israel.” Melalui Kel. 30: 12a,  “ Apabila engkau menghitung jumlah orang Israel,...” kita dapat melihat bahwa persembahan pendamaian ini merupakan sarana yang Allah tetapkan sebagai penebusan dosa ketika orang Israel melakukan kesalahan dengan menghitung jumlah penduduk mereka. Pelanggaran ini juga dilakukan oleh Daud di kemudian hari ketika ia menyuruh Yoab dan kepala pasukannya untuk menghitung jumlah orang pada saat pemerintahannya. Namun, kemudian ia menjadi “ ... gundahlah hati Daud setelah ia menghitung rakyat... Aku sangat berdosa... ” Lalu Tuhan mendatangkan sampar kepada seluruh orang Israel dari pagi sampai sore hari (2 Sam. 24: 1-17). Dengan demikian, perhitungan jumlah orang merupakan pelanggaran yang berat di hadapan Tuhan sehingga diperlukan persembahan untuk menebus dosa tersebut. 

Saudara, perhitungan jumlah penduduk atau sensus umum merupakan dosa di hadapan Tuhan sebab menurunkan nilai manusia menjadi alat politik untuk menyatakan besarnya kekuasaan dan kekuatan pemimpin suatu bangsa. Sebagai dampaknya maka hilanglah ketergantungan pada Allah yang mampu menolong Israel. Lalu, bergantung pada hal-hal yang bersifat natural yaitu jumlah penduduk untuk mengambil keputusan terutama berkaitan dengan perang. Karena itu, Allah menetapkan cara menebus dosa tersebut adalah dengan cara, “...dipersembahkan setiap orang yang didaftarkan : setengah syikal perak menurut syikal Tempat Kudus, yang beratnya 20 gera. Setengah syikal itulah persembahan khusus kepada Tuhan.” (ay. 13).

Dalam kehidupan masa kini, kita pun sering tanpa sadar mengandalkan hal-hal yang sementara: prestasi, kekayaan, kesehatan, atau kekuatan jasmani. Fokus kita dengan mudah beralih dari Allah kepada hal-hal yang natural. Padahal Allah masih bekerja hingga hari ini. Kita dapat melihatnya melalui kesetiaan-Nya menjaga ciptaan: matahari yang terbit setiap hari, udara yang dapat kita hirup, burung-burung, bunga, dan pepohonan yang bertumbuh tanpa campur tangan manusia. Kisah-kisah mujizat pun terus terdengar sebagai bukti bahwa Allah tetap berkarya. Kiranya renungan ini menolong kita untuk kembali menaruh ketergantungan kita sepenuhnya kepada Allah—sumber hidup dan kekuatan yang sejati.

Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman Tuhan hari ini. Saudara, apakah saat ini kita masih mengandalkan Tuhan dalam segala hal? Jika tidak. Mari, datanglah kepada Allah untuk mengakui kelemahan dan keterbatasan kita sebagai manusia. Lalu, mulailah kembali menjalani hari-hari dengan senantiasa mengandalkan Allah dalam segala sesuatu. (TH)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup sesuai Kehendak Allah

Menghormati Allah dalam Penderitaan

Pengalaman Rohani Bersama Allah