Menanggung Bersama: Hati Allah bagi Komunitas-Nya

Rabu, 3 Desember 2025
Menanggung Bersama: Hati Allah bagi Komunitas-Nya 
Bacaan Alkitab : Keluaran 30: 14

          Dalam ay. 14 dilanjutkan bahwa pendaftaran orang Israel dilakukan terhadap pemuda berusia 20 tahun ke atas. Lalu, mereka akan memberikan uang persembahan khusus kepada Tuhan sebagai sarana penebusan dosa. Dalam tradisi Israel, usia 20 tahun menandakan kedewasaan tanggung jawab juga dianggap sudah dapat bekerja sehingga dapat mempersembahkan setengah perak sebagai sarana penebusan dosa apabila kelak pemimpin mereka jatuh dalam dosa menghitung jumlah orang dalam bangsanya.

          Saudara, ayat 14 ini menunjukkan bahwa komunitas umat Allah dididik untuk saling menopang dan menanggung satu dengan yang lain. Seperti yang dituliskan dalam Roma 15:1, "Kita yang kuat wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri." Dalam konteks ini, dosa menghitung jumlah biasanya dilakukan oleh seorang pemimpin kepada seluruh komunitas yang ia pegang. Allah mengatur agar dosa ini tidak hanya ditanggung pemimpin tetapi juga seluruh komunitas yang ia pimpin. Di mana pemuda usia 20 tahun akan mewakili seluruh komunitas untuk membayar setengah syikal perak.

          Saudara, melalui firman Tuhan hari ini kita kembali diingatkan akan pentingnya kebersamaan dalam komunitas umat Allah. Pada masa kini, gereja sebagai ekklesia—mereka yang dipanggil keluar—dipanggil untuk hidup meninggalkan kegelapan: egoisme, kepentingan diri sendiri, dan cara hidup yang tidak mencerminkan terang. Kita dipanggil untuk bertumbuh dalam sikap-sikap "saling": saling mengasihi dan mendahului memberi hormat (Roma 12:10); saling mengampuni (Kolose 3:13); serta saling memperhatikan dalam mendorong kepada pekerjaan baik (Ibrani 10:24). Dalam persekutuan orang percaya, kita menyadari bahwa konflik dapat terjadi. Konflik muncul ketika dua pihak atau lebih mengalami pertentangan karena perbedaan tujuan, nilai, kebutuhan, atau persepsi. Setiap orang dapat merespons konflik secara berbeda: ada yang meledak dalam emosi, ada yang menghindar, dan ada yang memilih menyelesaikannya dengan hikmat. Dalam perspektif iman Kristen, konflik sering kali menjadi cermin kondisi hati dan motivasi kita. Bahkan, Tuhan dapat bekerja melalui konflik untuk menumbuhkan kedewasaan rohani ketika kita belajar mengampuni, merendahkan diri, atau mencari hikmat-Nya. Karena itu, marilah kita terus bertumbuh dalam sikap bijaksana dan saling menopang sebagai tubuh Kristus.

Saudara, mari merenungkan firman Tuhan hari ini. Sudahkah persekutuan kita dengan Kristus menghasilkan kasih kepada sesama? Jika belum, marilah kita berdoa agar Allah menolong kita bertumbuh, mengikis ego, dan semakin dibentuk menjadi serupa dengan Kristus. (TH)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup sesuai Kehendak Allah

Menghormati Allah dalam Penderitaan

Pengalaman Rohani Bersama Allah