Kekudusan Secara Menyeluruh

Sabtu, 6 Desember 2025
Kekudusan Secara Menyeluruh

Bacaan Alkitab : Keluaran 30:17-19


 

Saudara yang terkasih, melayani Tuhan selalu identik dengan kesucian. Sejak Perjanjian Lama, Tuhan menegaskan bahwa mereka yang datang ke hadapan-Nya harus mempersiapkan diri, bukan hanya secara lahiriah tetapi terutama secara batiniah. Harun dan anak-anaknya, sebagai imam, tidak boleh melayani di Kemah Pertemuan tanpa kesiapan rohani—tanpa hati yang tunduk, hormat, dan bersih. Kesucian ini bukan sekadar aturan, tetapi sebuah prinsip: bahwa Allah layak dihormati dengan kehidupan yang benar, murni, dan penuh ketaatan.


Namun, Keluaran 30:17–19 mengingatkan kita bahwa kebersihan tubuh juga tidak kalah penting. Sebelum para imam melangkah mendekati mezbah, mereka harus membasuh tangan dan kaki di bejana pembasuhan. Tindakan sederhana ini memiliki makna mendalam. Itu bukan hanya soal menghilangkan debu atau kotoran, tetapi sebuah pengakuan bahwa pelayanan kepada Tuhan harus dilakukan dengan sikap hormat yang menyentuh seluruh aspek hidup—baik rohani maupun fisik. Tubuh yang bersih menjadi lambang kesiapan, kedisiplinan, dan keseriusan dalam menghormati kekudusan Allah.


Di zaman sekarang, mungkin kita tidak lagi memiliki bejana tembaga di pelataran rumah Tuhan. Namun prinsipnya tetap sama. Ketika kita melayani Tuhan—apapun bentuk pelayanannya—kita diajak untuk menjaga hati tetap murni dan motivasi tetap benar. Tetapi di saat yang sama, kita juga belajar bahwa sikap hormat kepada Tuhan tercermin melalui hal-hal praktis: kebersihan diri, kerapian, dan kesungguhan dalam mempersiapkan diri sebelum melayani. Bahkan hal-hal kecil seperti merapikan penampilan, menjaga kesehatan, dan hidup tertib menjadi bagian dari penghormatan kita kepada Tuhan yang kudus.


Kesucian dan kebersihan—dua hal yang mungkin tampak berbeda, tetapi dalam pelayanan kepada Tuhan keduanya saling melengkapi. Hati yang suci tanpa disiplin dalam kehidupan sehari-hari bisa menjadi kesalehan yang hanya tampak. Sebaliknya, kerapian luar tanpa kesucian hati hanya menjadi formalitas kosong. Tuhan memanggil kita untuk menghadapi-Nya secara utuh: dengan hati yang bersih dan tubuh yang dipersembahkan dengan hormat. Kiranya kita belajar menjadi pelayan-pelayan yang mempersiapkan diri sepenuh hati dan sepenuh hidup—karena Dia layak menerima yang terbaik dari kita.


Bagaimana kita mempersiapkan diri—secara rohani dan fisik—sebelum melayani Tuhan? Apakah persiapan kita mencerminkan penghormatan kepada Allah yang kudus? Kiranya melalu Firman Tuhan ini kita diingatkan bahwa sebelum kita datang kepada Tuhan kita harus bersih secara rohani maupun fisik. Amin. (RT)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup sesuai Kehendak Allah

Menghormati Allah dalam Penderitaan

Pengalaman Rohani Bersama Allah