Kekudusan Secara Menyeluruh
Kekudusan Secara Menyeluruh
Bacaan Alkitab : Keluaran 30:17-19
Saudara yang terkasih, melayani Tuhan
selalu identik dengan kesucian. Sejak Perjanjian Lama, Tuhan menegaskan bahwa
mereka yang datang ke hadapan-Nya harus mempersiapkan diri, bukan hanya secara
lahiriah tetapi terutama secara batiniah. Harun dan anak-anaknya, sebagai imam,
tidak boleh melayani di Kemah Pertemuan tanpa kesiapan rohani—tanpa hati yang
tunduk, hormat, dan bersih. Kesucian ini bukan sekadar aturan, tetapi sebuah
prinsip: bahwa Allah layak dihormati dengan kehidupan yang benar, murni, dan
penuh ketaatan.
Namun, Keluaran 30:17–19 mengingatkan kita
bahwa kebersihan
tubuh juga tidak kalah penting. Sebelum para imam
melangkah mendekati mezbah, mereka harus membasuh tangan dan kaki di bejana
pembasuhan. Tindakan sederhana ini memiliki makna mendalam. Itu bukan hanya
soal menghilangkan debu atau kotoran, tetapi sebuah pengakuan bahwa pelayanan
kepada Tuhan harus dilakukan dengan sikap hormat yang menyentuh seluruh aspek
hidup—baik rohani maupun fisik. Tubuh yang bersih menjadi lambang kesiapan,
kedisiplinan, dan keseriusan dalam menghormati kekudusan Allah.
Di zaman sekarang, mungkin kita tidak lagi
memiliki bejana tembaga di pelataran rumah Tuhan. Namun prinsipnya tetap sama.
Ketika kita melayani Tuhan—apapun bentuk pelayanannya—kita diajak untuk menjaga
hati tetap murni dan motivasi tetap benar. Tetapi di saat yang sama, kita juga
belajar bahwa sikap hormat kepada Tuhan tercermin melalui hal-hal praktis:
kebersihan diri, kerapian, dan kesungguhan dalam mempersiapkan diri sebelum
melayani. Bahkan hal-hal kecil seperti merapikan penampilan, menjaga kesehatan,
dan hidup tertib menjadi bagian dari penghormatan kita kepada Tuhan yang kudus.
Kesucian dan kebersihan—dua hal yang
mungkin tampak berbeda, tetapi dalam pelayanan kepada Tuhan keduanya saling
melengkapi. Hati yang suci tanpa disiplin dalam kehidupan sehari-hari bisa
menjadi kesalehan yang hanya tampak. Sebaliknya, kerapian luar tanpa kesucian
hati hanya menjadi formalitas kosong. Tuhan memanggil kita untuk menghadapi-Nya
secara utuh: dengan hati yang bersih dan tubuh yang dipersembahkan dengan
hormat. Kiranya kita belajar menjadi pelayan-pelayan yang mempersiapkan diri
sepenuh hati dan sepenuh hidup—karena Dia layak menerima yang terbaik dari kita.
Bagaimana kita
mempersiapkan diri—secara rohani dan fisik—sebelum melayani Tuhan? Apakah persiapan kita mencerminkan
penghormatan kepada Allah yang kudus? Kiranya melalu Firman Tuhan ini kita
diingatkan bahwa sebelum kita datang kepada Tuhan kita harus bersih secara
rohani maupun fisik. Amin. (RT)

Komentar
Posting Komentar