Terkoneksi Bukan Sendiri

Rabu, 8 Oktober 2025
Terkoneksi Bukan Sendiri 
Bacaan Alkitab : Keluaran 26:5-6

Kemah suci bukanlah sekadar tenda atau tempat berlindung sementara, melainkan manifestasi nyata kehadiran Tuhan di tengah umat-Nya. Setiap detailnya, dari ukuran hingga bahan yang digunakan, diatur dengan cermat sesuai perintah ilahi. Bayangkanlah kain linen halus yang dipintal dengan teliti, membentuk bidang-bidang besar yang akan menjadi dinding Kemah Suci. Pada setiap bidang, terpasang lima puluh gelang, masing-masing melambangkan keterhubungan dan ketergantungan. Gelang-gelang ini tidak berdiri sendiri, melainkan berpasangan, saling berhadapan, seolah menanti untuk disatukan.

Lebih dari sekadar instruksi teknis, ayat-ayat ini mengandung makna spiritual yang mendalam. Gelang-gelang itu melambangkan setiap individu dalam komunitas iman. Kita semua memiliki peran dan fungsi masing-masing, namun kita tidak dapat berdiri sendiri. Kita membutuhkan satu sama lain, saling melengkapi dan mendukung. Seperti gelang-gelang yang berpasangan, kita dipanggil untuk membangun hubungan yang erat dan saling menghidupkan.

Kait-kait emas itu melambangkan kasih karunia Tuhan yang mempersatukan. Tanpa kasih karunia-Nya, kita hanyalah individu-individu yang terpisah, rentan terhadap perpecahan dan konflik. Namun, melalui kasih karunia-Nya, kita diikat bersama dalam ikatan yang tak terputuskan. Kasih karunia Tuhan adalah perekat hati kita, menghilangkan perbedaan dan membangun persatuan. Gelang-gelang kain hanya bisa tersambung bila ada kait emas. Emas melambangkan kemurnian dan kekekalan. Hal ini menunjuk pada kasih dan karya Kristus yang murni sebagai penghubung Allah antara umat-Nya. Tanpa kasih Kristus, setiap orang hanya akan berjalan sendiri.

Kemah Suci yang utuh dan kokoh menjadi gambaran ideal dari gereja atau komunitas iman. Di dalamnya, setiap anggota terhubung satu sama lain dalam kasih dan persatuan. Di dalamnya, kehadiran Tuhan dirasakan dengan nyata, memberikan kekuatan dan penghiburan. Di dalamnya, kita dapat bertumbuh bersama dalam iman dan menjadi saksi Kristus di tengah dunia.

Bayangkan jika ada satu gelang yang hilang atau satu kait emas yang patah, seluruh kemah tidak akan dapat disatukan dengan sempurna. Begitu pula dalam hidup kita: sikap menutup diri, keegoisan, atau rasa sakit hati yang tidak dipulihkan dapat mengganggu kesatuan tubuh Kristus. Tuhan tidak memanggil kita untuk menjadi kain yang terpisah atau gelang yang terabaikan, tetapi untuk menjadi bagian yang terhubung dalam kesatuan yang kudus. Ini berarti membuka hati, merendahkan diri, dan bersedia diikat oleh kasih Kristus. Sering kali kita lebih fokus pada perbedaan latar belakang, gaya pelayanan, cara pandang sehingga lupa bahwa yang mempersatukan kita adalah kasih Kristus. Kita dipanggil untuk melihat melampaui perbedaan dan membiarkan kasih Tuhan menjadi pengikat yang menghubungkan.

Apakah saudara telah membuka diri untuk terhubung dengan saudara-saudari seiman dan gereja-Nya? Marilah kita belajar dari Kemah Suci. Marilah kita membangun hubungan yang erat dan saling mendukung. Marilah kita membuka hati bagi kasih karunia Tuhan yang mempersatukan. (FS)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup sesuai Kehendak Allah

Menghormati Allah dalam Penderitaan

Pengalaman Rohani Bersama Allah