Refleksi Terang Allah
Refleksi Terang Allah
Bacaan Alkitab : Keluaran 25: 37-40
Kandil dibuat dari sepotong emas tempaan murni seberat
satu talenta. Jika dikonversi ke ukuran sekarang, satu talenta setara dengan
kurang lebih 34–36 kg. Dengan harga emas saat ini, nilai sebuah kandil bisa
mencapai sekitar 40,8 miliar rupiah. Emas selalu melambangkan kemurnian,
kemewahan, dan kemuliaan.
Kandil adalah satu-satunya sumber penerangan di Kemah
Suci. Karena Kemah Suci tidak memiliki jendela atau lubang cahaya, maka
kandillah yang berfungsi sebagai lampu penerang. Permukaan kandil dan seluruh
perabotan dalam Kemah Suci yang dilapisi emas murni akan memantulkan cahaya
dari api lampu ke seluruh ruangan. Akibatnya, Kemah Suci tampak berkilauan.
Terang di dalam Kemah Suci menggambarkan kemuliaan Allah yang menghalau
kegelapan.
Saudara, dalam Doa Bapa Kami terdapat kalimat:
“Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga.”
Bagaimana kerajaan surga hadir di bumi? Melalui kemurnian hidup kita. Kehidupan
yang murni akan merefleksikan kerajaan surga di bumi ini. Sama seperti prinsip
kandil tadi, cara kita hidup akan memantulkan kemuliaan Allah di keluarga, di
pekerjaan, di lingkungan, dan di mana pun Tuhan menempatkan kita.
Yesus berkata dalam Matius 5:16: “Demikianlah
hendaknya terangmu bercahaya di depan orang.” Terang itu adalah pantulan dari
terang Kristus yang telah mengubahkan hidup kita, sehingga kita hidup dalam
ketaatan kepada kehendak Allah.
Saudara, mari
sejenak kita merenungkan firman yang baru saja kita
dengar. Saudara murnikah kehidupan kita, sehingga terang firman itu
terpancar melalui hidup kita? (TM)
Komentar
Posting Komentar