Perjalanan bersama Tuhan

Rabu, 1 Oktober 2025
Perjalanan bersama Tuhan 
Bacaan Alkitab : Keluaran 25:26-28

Kisah tentang Kemah Suci sering kali membuat kita membayangkan keagungan dan kemegahan. Kita terpukau oleh tabut perjanjian, mezbah dupa emas, dan tirai yang menjulang tinggi, seolah-olah semuanya sudah sempurna sejak awal. Namun, ada detail-detail kecil yang sering luput dari perhatian, yang justru menyimpan makna paling dalam. Keluaran 25:26-28 berbicara tentang sebuah hal yang mungkin kita anggap remeh yaitu gelang-gelang emas dan kayu pengusung. Musa menerima perintah yang sangat spesifik. Tuhan tak hanya menyuruhnya membuat perabot yang indah, tapi juga memastikan bahwa perabot itu bisa dipindahkan. Meja Roti Sajian, tempat roti hadirat diletakkan, bukan sekadar perabot statis. Pada keempat sudutnya, di atas kaki-kakinya, Musa harus memasang gelang-gelang emas. Gelang ini bukan hiasan semata, melainkan dengan tujuan fungsional. Melaluinya, tongkat-tongkat dari kayu penaga berlapis emas akan dimasukkan.

Tongkat-tongkat ini adalah kunci dari seluruh perjalanan. Mereka memungkinkan meja itu diangkat dan dibawa. Mereka juga harus  memastikan bahwa tidak ada perabot kudus yang disentuh langsung oleh tangan manusia saat dipindahkan. Ini adalah pelajaran tentang kehati-hatian dan penghormatan yang mendalam terhadap kekudusan Allah. Merenungkan hal ini membawa kita pada pemahaman baru tentang iman. Sering kali kita merasa iman adalah sesuatu yang harus kita simpan di dalam hati, di tempat yang aman dan tersembunyi. Kita cenderung menjadikan kehadiran Tuhan sebagai sesuatu yang statis, yang kita kunjungi hanya di satu tempat atau pada waktu tertentu. Namun, tongkat-tongkat pengusung itu mengajarkan kita hal yang berbeda.

Iman bukan tentang menetap, melainkan tentang bergerak bersama Tuhan. Sama seperti umat Israel yang harus terus berjalan di padang gurun, kita pun dipanggil untuk membawa kehadiran Tuhan ke mana pun kita pergi. Gelang-gelang emas bisa diibaratkan sebagai titik-titik penghubung dalam hidup kita. Hubungan, pengalaman, dan tantangan yang memungkinkan kita untuk membawa "meja" kita, yaitu kehadiran Tuhan, melewati setiap tahap kehidupan. Sementara itu, tongkat-tongkat pengusung melambangkan dukungan dan kekuatan yang Tuhan sediakan. Kita tidak ditugaskan untuk memikul beban itu sendirian. Ada orang lain, ada komunitas yang menopang kita melalui setiap kesulitan.

Keluaran 25:26-28, meskipun singkat, menggambarkan sebuah kebenaran yang indah: hidup bersama Tuhan adalah sebuah perjalanan. Ini bukan tentang mendirikan sebuah bangunan dan tinggal di dalamnya selamanya, melainkan tentang membawa "Rumah"-Nya, esensi kehadiran-Nya, melalui setiap badai dan setiap matahari terbit. Sama seperti tongkat-tongkat itu yang selalu siap, kita pun harus selalu siap untuk bergerak, karena Tuhan kita adalah Tuhan yang dinamis, yang tak pernah berhenti memimpin kita ke tanah perjanjian yang baru.

Saudara, apakah hari ini iman kita masih kita biarkan tinggal diam, tersimpan rapi di sudut hati, ataukah kita sudah bersedia membawanya berjalan bersama Tuhan? Sebab hanya dengan berjalan bersama-Nya, kita akan menemukan bahwa setiap langkah, sekecil apa pun, adalah bagian dari rencana besar menuju tanah perjanjian yang penuh harapan. (FS)

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup sesuai Kehendak Allah

Menghormati Allah dalam Penderitaan

Pengalaman Rohani Bersama Allah