Pelita Hidup

Jumat, 3 Oktober 2025
Pelita Hidup
Bacaan Alkitab : Keluaran 25 : 31 – 33

Dalam setiap detail yang Allah berikan kepada Musa di puncak Sinai, ada makna yang mendalam. Tak sekadar petunjuk teknis, tetapi sebuah peta perjalanan rohani. Salah satunya adalah kaki pelita atau kandil. Ia bukan hanya sumber cahaya, melainkan representasi dari terang Ilahi yang akan hadir di tengah-tengah umat-Nya.

Allah memerintahkan Musa untuk membuat kandil. "Buatlah sebuah kaki pelita dari emas murni yang diukir," firman-Nya. Ini bukan emas sembarangan, melainkan emas murni, lambang kemuliaan dan kekudusan. Kandil ini harus ditempa, diukir dengan ketelitian luar biasa, bukan sekadar dibentuk. Seperti kehidupan kita, yang tak bisa begitu saja menjadi kudus, melainkan harus dibentuk, diproses, dan dimurnikan oleh tangan Sang Pencipta.

Kemudian, Tuhan memberikan deskripsi yang lebih rinci yaitu enam tangkai bercabang, tiga di setiap sisi, keluar dari batangnya. Di setiap tangkai, ada cawan yang diukir menyerupai bunga badam. Tiga cawan pada setiap tangkai. Bunga badam adalah simbol dari kebangkitan dan janji Allah. Ingat tongkat Harun yang berbunga badam? Itulah tanda bahwa Allah memilih dan menghidupkan apa yang tampaknya kering dan mati.

Ini mengisahkan tentang persekutuan. Batang utama adalah sumber, dari mana semua tangkai bercabang. Sama seperti Kristus adalah batang pokok, dan kita adalah ranting-rantingnya (Yohanes 15:5). Enam tangkai yang bercabang itu juga mengingatkan kita pada keragaman di dalam kesatuan tubuh Kristus. Setiap tangkai, dengan cawannya yang berbeda, memiliki fungsi unik, namun semuanya bergantung pada satu sumber.

Setiap ukiran bunga dan kuncup pada kandil bukanlah hiasan belaka. Itu adalah simbol dari kehidupan yang mekar, berbuah, dan menghasilkan. Hidup yang bersekutu dengan Tuhan bukanlah hidup yang stagnan, melainkan hidup yang terus bertumbuh dan berbuah. Kaki pelita itu bukan hanya untuk menerangi ruang, tetapi juga untuk mengingatkan bahwa umat Allah dipanggil untuk menjadi terang bagi dunia yang mencerminkan kemuliaan Sang Terang yang sejati.

        Saudara, kita perlu memahami bahwa Tuhan Yesus adalah Sang Pelita Hidup, terang sejati yang datang ke dalam dunia untuk menghalau setiap kegelapan. Tanpa Dia, kita tidak mampu melihat arah dan tujuan hidup, tetapi bersama Dia kita dituntun kepada jalan yang penuh harapan dan kepastian. Seperti kaki pelita dalam Kemah Suci yang menerangi ruang kudus, demikian pula Kristus menerangi hati kita, sehingga kita tidak lagi berjalan dalam kebingungan dan bayang-bayang dosa. Terang-Nya bukan hanya untuk kita nikmati sendiri, melainkan untuk kita pantulkan kepada orang lain, agar dunia melihat bahwa Yesuslah satu-satunya terang yang memberi hidup. Kiranya setiap langkah kita semakin mendekat kepada Sang Terang Dunia, sehingga melalui hidup kita, kemuliaan Kristus semakin nyata dan dirasakan oleh banyak orang. Saudara, Apakah hidup saya sudah menjadi pelita yang memancarkan terang Kristus bagi orang-orang di sekitar saya? (FS)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup sesuai Kehendak Allah

Menghormati Allah dalam Penderitaan

Pengalaman Rohani Bersama Allah