Pelita Hidup
Pelita Hidup
Bacaan Alkitab : Keluaran 25 : 31 – 33
Dalam setiap detail
yang Allah berikan kepada Musa di puncak Sinai, ada makna yang mendalam. Tak
sekadar petunjuk teknis, tetapi sebuah peta perjalanan rohani.
Salah satunya adalah kaki pelita
atau kandil. Ia bukan hanya
sumber cahaya, melainkan representasi dari terang Ilahi yang akan hadir di
tengah-tengah umat-Nya.
Allah memerintahkan
Musa untuk membuat kandil. "Buatlah sebuah kaki pelita dari emas murni
yang diukir," firman-Nya. Ini bukan emas sembarangan, melainkan emas
murni, lambang kemuliaan dan kekudusan. Kandil ini harus ditempa, diukir dengan
ketelitian luar biasa, bukan sekadar dibentuk. Seperti kehidupan kita, yang tak
bisa begitu saja menjadi kudus, melainkan harus dibentuk, diproses, dan
dimurnikan oleh tangan Sang Pencipta.
Kemudian, Tuhan
memberikan deskripsi yang lebih rinci yaitu enam tangkai bercabang, tiga di setiap sisi, keluar dari
batangnya. Di setiap tangkai, ada cawan yang diukir menyerupai bunga badam.
Tiga cawan pada setiap tangkai. Bunga badam adalah simbol dari kebangkitan dan
janji Allah. Ingat tongkat Harun yang berbunga badam? Itulah tanda bahwa Allah
memilih dan menghidupkan apa yang tampaknya kering dan mati.
Ini mengisahkan
tentang persekutuan. Batang utama adalah sumber, dari mana semua tangkai
bercabang. Sama seperti Kristus adalah batang pokok, dan kita adalah
ranting-rantingnya (Yohanes 15:5). Enam tangkai yang bercabang itu juga
mengingatkan kita pada keragaman di dalam kesatuan tubuh Kristus. Setiap
tangkai, dengan cawannya yang berbeda, memiliki fungsi unik, namun semuanya
bergantung pada satu sumber.
Setiap ukiran bunga dan kuncup pada kandil bukanlah
hiasan belaka. Itu adalah simbol
dari kehidupan yang mekar, berbuah, dan menghasilkan. Hidup yang bersekutu
dengan Tuhan bukanlah hidup yang stagnan, melainkan hidup yang terus bertumbuh
dan berbuah. Kaki pelita itu bukan hanya untuk menerangi ruang, tetapi juga
untuk mengingatkan bahwa umat Allah dipanggil untuk menjadi terang bagi dunia
yang mencerminkan kemuliaan Sang Terang yang sejati.
Saudara,
kita perlu memahami bahwa Tuhan Yesus adalah Sang Pelita Hidup, terang sejati
yang datang ke dalam dunia untuk menghalau setiap kegelapan. Tanpa Dia, kita
tidak mampu melihat arah dan tujuan hidup, tetapi bersama Dia kita dituntun
kepada jalan yang penuh harapan dan kepastian. Seperti kaki pelita dalam Kemah
Suci yang menerangi ruang kudus, demikian pula Kristus menerangi hati kita,
sehingga kita tidak lagi berjalan dalam kebingungan dan bayang-bayang dosa.
Terang-Nya bukan hanya untuk kita nikmati sendiri, melainkan untuk kita
pantulkan kepada orang lain, agar dunia melihat bahwa Yesuslah satu-satunya
terang yang memberi hidup. Kiranya setiap langkah kita semakin mendekat kepada
Sang Terang Dunia, sehingga melalui hidup kita, kemuliaan Kristus semakin nyata
dan dirasakan oleh banyak orang. Saudara, Apakah hidup saya sudah menjadi pelita yang
memancarkan terang Kristus bagi orang-orang di sekitar saya? (FS)
Komentar
Posting Komentar