Encounter With God
Encounter With God
Saudara, Keluaran 25: 29-30 merupakan ayat terakhir yang
menutup bagian perikop tentang meja roti sajian. Dalam bagian akhir ini,
dituliskan tentang cara pembuatan pinggan emas (mangkuk besar) yang dibuat dari
emas murni. Bahan dasar pembuatan pinggan adalah emas murni menandakan bahwa
perjamuan adalah milik Allah. Di atas
pinggan emas ini akan diletakkan roti sejumlah 12 buah yang melambangkan 12
suku Israel. Roti-roti ini akan senantiasa ada di hadapan Tuhan, diganti setiap
Sabat dan kemudian dimakan para imam. Sehingga meja itu tidak pernah kosong. Dengan demikian, melalui bagian akhir ini kita
dapat melihat bahwa bagian perikop tentang meja roti sajian ini merupakan
simbol perjumpaan Allah dengan umat Israel melalui jamuan makan
yang di atur oleh Allah. Dan, kini Allah dalam wujud Yesus Kristus yang turun
ke dalam dunia menjadi puncak perjumpaan Allah dengan manusia.
Saudara melalui kisah perjamuan Allah ini, Allah tidak hanya berinisiatif untuk menyediakan kebutuhan fisik umat-Nya tetapi juga menyediakan sarana untuk berjumpa dengan umat-Nya. Kisah tentang Allah yang berjumpa dengan umat-Nya ini, tersebar dalam Alkitab. Allah berbicara dengan Musa melalui semak belukar yang menyala ketika Musa menjadi pelarian di tanah asing (Keluaran 3: 2-4), Allah berbicara dengan Yunus ketika ia berada di perut ikan (Yunus 1-2), bahkan Allah berbicara kepada Yohanes ketika ia berada di pulau Patmos, sebuah tempat pembuangan dan menjadi lambang penderitaan (Wahyu. 1: 9). Fakta ini menunjukkan bahwa Allah rindu untuk berjumpa dengan umat-Nya dalam setiap situasi kehidupan kita.
Saudara pada masa kini, Allah pun masih memiliki kerinduan untuk berjumpa dengan umat-Nya. Perjumpaan dengan Allah ini misalnya terjadi pada saat kita sakit parah yang membuat kita merasa putus asa karena meskipun mencoba berbagai cara pengobatan tetapi belum juga sembuh. Kondisi seperti ini bisa saja menjadikan kita merasa bahwa Allah meninggalkan kita. Lalu, ada seorang yang mengingatkan kita akan ayat firman Tuhan, “...Allah sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau dan Allah sekali-kali tidak akan membiarkan engkau..” (Ibr. 13: 5). Dalam kondisi seperti ini, kita dapat menyadari bahwa sebenarnya Allah berbicara secara pribadi kepada kita. Sebab, ayat yang disampaikan tepat seperti apa yang kita rasakan serta situasi yang sedang kita hadapi. Dengan demikian, perjumpaan dengan Allah merupakan suatu momen dimana kita mengalami pemulihan, memperoleh kekuatan, kesabaran, dll setelah mendengar Firman Tuhan, berdoa, menyembah Allah melalui pujian, nasihat orang percaya lainnya, dll. Mari rindukan perjumpaan-perjumpaan ini yang juga akan menumbuhkan iman akan kehadiran-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru
saja kita dengar. Saudara, Dalam penderitaan, Allah tetap hadir (seperti pada
Musa, Yunus, Yohanes). Kapan terakhir kali saudara menyadari Allah menemani saudara
di tengah kesulitan? Mari mengingat pengalaman-pengalaman tersebut dan izinkan
Roh kudus menumbuhkan iman serta kepekaan terhadap kehadiran-Nya dalam
kehidupan kita. (TH)
Komentar
Posting Komentar