Disiplin: Fondasi Hidup yang Kokoh
Disiplin: Fondasi Hidup yang Kokoh
Saudara terkasih, hari ini kita akan melanjutkan renungan kita yang masih membahas tentang pembangunan kemah suci. Kita tahu bahwa, kemah suci dibangun dengan ukuran, jumlah, dan bahan yang sangat rinci. Hal ini menunjukkan bahwa, Kemah Suci bukan sekadar tenda biasa melainkan tempat kediaman Allah di tengah umat-Nya. Di Ayat 7-8 menuliskan bahwa, bulu kambing dibuat menjadi sebelas tenda, masing-masing sama panjang dan sama lebarnya. Hal ini Menunjukkan konsistensi dan keteraturan ukuran. Ayat 9 menuliskan, lima tenda disatukan, enam tenda disatukan, satu dilipat ke depan kemah. Di sini ada pembagian yang jelas dan penempatan yang tepat. Sedangkan ayat 10 Ada kait tembaga dan gelang untuk menyatukan semuanya. Tujuannya supaya seluruh kemah menjadi satu kesatuan yang utuh. Dari sini kita belajar bahwa kehidupan umat Tuhan juga harus mencerminkan keteraturan yang berasal dari Allah.
Saudara
yang terkasih, salah satu hal yang sering kita abaikan dalam kehidupan rohani
adalah disiplin. Banyak orang ingin berhasil, ingin kudus, ingin berkenan pada
Tuhan, tetapi tidak mau bayar harga lewat kedisiplinan hidup. Firman Tuhan
dalam Keluaran 26:7–10 yang menceritakan tentang pembuatan kain penutup Kemah
Suci. Sekilas, itu hanyalah detail teknis seperti, berapa helai, bagaimana
menyambung, diikat dengan kait, sampai pada ukuran yang presisi. Namun di balik
detail itu, menunjukkan bahwa, Allah adalah Allah yang teratur, dan umat-Nya
dipanggil untuk hidup disiplin, teratur, dan taat pada aturan-Nya.
Oleh karena itu, dari ayat ini kita akan belajar tiga hal tentang hidup displin. Pertama, disiplin dalam ibadah, berarti menjadikan ibadah sebagai bagian penting dan teratur dalam hidup kita, baik secara pribadi maupun bersama jemaat. Ini mencakup kesetiaan dalam menghadiri ibadah mingguan, merenungkan Firman Tuhan setiap hari, dan menjadikan setiap aktivitas hidup seperti bekerja, belajar, dan berinteraksi sebagai bentuk penyembahan kepada Tuhan. Kemudian, yang kedua disiplin dalam berdoa adalah membangun kebiasaan untuk terus berkomunikasi dengan Tuhan secara teratur dan konsisten. Doa bukan hanya permohonan, tetapi juga sarana untuk membangun hubungan yang intim dengan Tuhan.
Dan yang ketiga disiplin dalam pelayanan. Pelayanan memerlukan waktu, tenaga, dan talenta kita untuk melayani Tuhan. Untuk itu, pelayanan yang baik tidak lahir dari spontanitas belaka, melainkan dari keteraturan, persiapan, dan komitmen. Tuhan senang ketika umat-Nya melayani dengan teratur, dan bukan sembarangan.
Saudara,
orang percaya harus hidup disiplin dan teratur. Tanpa disiplin, kita mudah jatuh
dalam dosa dan manjadi pemalas. Tetapi dengan disiplin, kita membangun hidup
yang kokoh, seperti Kemah Suci yang berdiri teguh karena dibangun dengan keteraturan
yang baik.
Saudara, apakah kita sudah hidup teratur
dalam ibadah, doa, dan pelayanan? Kiranya
melalui Firman Tuhan ini kita dibentuk menjadi pribadi yang disiplin dan
teratur. Amin. (RT)
Komentar
Posting Komentar