Kasih yang melampaui kebencian

Kamis, 4 September 2025
Kasih yang melampaui kebencian 
Bacaan Alkitab : Keluaran 23 : 4 – 5


Saudara, dalam ayat-ayat Tuhan memberikan hukum kepada orang Israel tentang bagaimana mereka harus memperlakukan musuh mereka. Situasi pertama adalah jika seseorang menemukan hewan milik musuhnya tersesat maka mereka diminta untuk mengembalikan hewan itu kepada pemiliknya. Hal ini menekankan kewajiban untuk menolong dan bukan berpaling atau pura-pura tidak tahu. Situasi kedua adalah ketika hewan milik orang yang membenci mereka, jatuh karena beban yang terlalu berat. Dalam keadaan tersebut, mereka diperintahkan untuk tidak membiarkannya tergeletak tetapi ikut membantu melepaskan bebannya meskipun itu adalah ternak milik orang yang membenci mereka. Dengan demikian, tindakan yang diharapkan adalah menunjukkan kebaikan dengan mengembalikan atau menolong meskipun kepada orang yang dianggap musuh.

Hukum yang diberikan Tuhan ini mengandung makna yang mendalam yaitu setiap tindakan etis tidak boleh dipengaruhi oleh kebencian terhadap orang lain. Meskipun dalam budaya masyarakat saat itu, mereka dianggap tidak memiliki kewajiban menolong musuh. Namun, berbeda dengan perintah Tuhan di mana kebaikan terhadap musuh bukan sekadar pilihan tetapi sebuah kewajiban moral di hadapan Allah. Jika seseorang mendapat kesempatan untuk menolong tetapi sengaja mengabaikannya maka ia berdosa. Dengan demikian, umat Allah dibentuk untuk memiliki kasih yang murni, bukan kasih yang terbatas hanya kepada orang yang menyenangkan. Perintah ini melatih hati untuk melepaskan ego, menundukkan kebencian, dan menyalurkan kasih yang mencerminkan karakter Tuhan.

Saudara, saat ini kita pun hidup di dunia yang dipenuhi kebencian, permusuhan, dan pembalasan. Namun, seperti prinsip dalam firman Tuhan hari ini, kita diajarkan untuk tidak membiarkan kebencian menyumbat kasih kepada orang lain. Ketika kita menolong bahkan orang yang pernah melukai kita maka kita sedang menyalurkan kasih Kristus yang melampaui logika manusia. Misalnya, jika ada orang yang pernah memfitnah kita sedang mengalami kesulitan. Maka menurut pandangan manusia sebenarnya kita tidak wajib menolong tetapi sebagai orang percaya kita harus tetap memilih untuk membantu mereka. Sebab kasih sejati bukanlah reaksi terhadap kebaikan, melainkan keputusan untuk tetap berbuat baik kepada siapa pun. Setiap kesempatan menolong musuh adalah kesempatan bersaksi tentang Tuhan yang penuh kasih dan rahmat. Oleh sebab itu, jangan biarkan kebencian menghalangi kasih tetapi biarlah setiap kesempatan menjadi ruang bagi kita untuk menyalurkan kebaikan.

            Saudara, bagaimanakah reaksi saudara ketika melihat orang yang pernah menyakiti mengalami kesulitan? Apakah saudara memilih untuk menolong atau membiarkan mereka? Biarlah melalui Firman Tuhan hari ini, kita menyadari bahwa Tuhan memahami pergumulan batin ketika berhadapan dengan orang yang pernah menyakiti kita. Kiranya Tuhan memberikan kekuatan sehingga kita dapat melihat mereka dengan kasih Kristus dan bukan berdasarkan perasaan benci. Biarlah setiap tindakan kita, memancarkan kasih dan kemuliaan Kristus. (MS)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup sesuai Kehendak Allah

Menghormati Allah dalam Penderitaan

Pengalaman Rohani Bersama Allah