Karya Pendamaian Allah

Sabtu, 27 September 2025
Karya Pendamaian Allah 
Bacaan Alkitab : Keluaran 25:17-20


Di atas Tabut terdapat sebuah tutup yang disebut tutup pendamaian. Tutup ini bukan sekadar penutup biasa, melainkan lambang kehadiran Allah yang hadir di tengah umat-Nya. Di atasnya berdiri dua kerub, malaikat surgawi yang berhadap-hadapan, dengan sayap terentang melindungi dan menaungi tutup itu. Gambaran ini menghadirkan suasana yang kudus, agung, dan penuh wibawa.

Tutup pendamaian menjadi titik pusat ibadah Israel, sebab di sanalah darah korban diteteskan pada Hari Pendamaian sebagai tanda pengampunan dosa. Dua kerub yang menghadap ke bawah seakan menekankan bahwa seluruh perhatian surgawi tertuju kepada karya pendamaian Allah. Mereka tidak melihat ke luar atau ke sekitar, tetapi ke arah tutup pendamaian—sebuah simbol bahwa inti dari hubungan manusia dengan Allah ada pada anugerah pendamaian-Nya.

Di atas tutup pendamaian, Allah memerintahkan agar dibuat patung dua kerub dari emas murni. Mereka bukan sekadar hiasan, melainkan lambang yang kaya makna. Sayap mereka terbentang ke atas, melindungi tutup itu, tanda bahwa hadirat Allah dijaga oleh kekudusan surgawi. Wajah mereka saling berhadapan, tetapi pandangan mereka tertuju ke bawah, tepat ke arah tutup pendamaianyang menjadi lambang kasih karunia Allah untuk manusia.

Renungan ini mengingatkan kita bahwa Allah adalah kudus, namun Ia juga penuh kasih. Ia menyediakan jalan agar manusia yang berdosa tetap bisa bersekutu dengan-Nya. Tutup pendamaian menunjuk kepada Kristus, yang melalui salib-Nya menjadi tempat kita menemukan belas kasihan dan damai dengan Allah. Dialah tutup pendamaian yang sejati. Darah-Nya di salib menjadi jalan pendamaian antara manusia dan Allah. Jika kerub saja mengarahkan pandangan ke sana, betapa lebih lagi kita—umat yang ditebus—dipanggil untuk memusatkan hidup kepada Kristus.

Kerub itu bukan hiasan belaka. Mereka melambangkan sesuatu yang jauh lebih dalam: hadirat Allah yang kudus dan agung. Tabut perjanjian itu bagaikan takhta-Nya di bumi, dan kerub-kerub itu berdiri sebagai penjaga takhta ilahi. Dari sanalah Allah berfirman, dari sanalah kasih karunia dan pengampunan dicurahkan. Kerub-kerub itu mengajarkan bahwa seluruh perhatian kita pun seharusnya terarah pada karya Kristus— dan bukan pada prestasi, kekuatan, atau usaha kita sendiri, tetapi pada kasih karunia Allah yang dinyatakan melalui korban-Nya.

Jadi, saat kita merenungkan bagian ini, mari kita melihat hidup kita sendiri: Saudara, apakah fokus hati kita sudah tertuju pada Kristus sebagai pendamaian? Seperti kerub yang mengarahkan pandangannya pada tutup pendamaian, demikianlah hati dan pikiran kita harus senantiasa tertuju pada kasih karunia Allah yang menyelamatkan. (FS)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup sesuai Kehendak Allah

Menghormati Allah dalam Penderitaan

Pengalaman Rohani Bersama Allah