Ciptaan yang Mulia

Rabu, 27 Agustus 2025
Ciptaan yang Mulia 
Bacaan Alkitab : Keluaran 22:19

Saudara melalui ayat bacaan hari ini, kita melihat standar hukum yang dibuat untuk menata kehidupan moral dan sosial umat Israel. Dikatakan bahwa seseorang yang melakukan hubungan dengan binatang, perlu dihukum mati. Tidak ada pilihan lain bagi seseorang yang melakukan tindakan tersebut. Konteks ini muncul karena praktik demikian berkaitan erat dengan ritus agama kafir yang menyatukan manusia dengan hewan dalam upacara penyembahan berhala. Tuhan menegaskan bahwa tindakan ini adalah kekejian, sebab merusak tatanan ciptaan dan martabat manusia sebagai gambar Allah.

Saudara melalui ayat hari ini, kita melihat bahwa hukum ini bukan hanya sekedar aturan untuk menghindari tindakan amoral, tetapi juga merupakan perlawanan terhadap sistem kepercayaan kafir. Dalam beberapa ritus agama kuno seperti di sekitar bangsa Kanaan hubungan dengan binatang dipakai sebagai ritual kesuburan atau penyatuan dengan dewa. Praktik itu meniadakan batas antara manusia, hewan, dan benda, seolah semua sama nilainya. Padahal manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Karena itu, setiap praktik agama yang menurunkan martabat manusia sama dengan menolak Allah. Hukum ini melindungi identitas umat Allah agar tidak terjerumus dalam ibadah kafir. Bagi bangsa Israel, menjaga kekudusan berarti menjaga batas yang Allah tetapkan. Oleh karena itu, larangan ini adalah perlindungan agar umat tidak menggabungkan ibadah kepada Allah dengan kepercayaan kafir. Manusia dipanggil untuk menghormati dirinya sendiri sesuai ciptaan, bukan mengotori diri dengan ritual yang menghina kemanusiaannya.

Saudara melalui renungan hari ini, Allah ingin menyadarkan kita tentang manusia adalah ciptaan mulia yang harus dihormati. Kita dipanggil untuk memperlakukan manusia sebagai manusia seutuhnya, bukan merendahkannya dengan cara apa pun. Misalnya sebagai anak, kita dipanggil menghormati orang tua dengan kasih dan hormat. Jika kita orang tua, kita harus memperlakukan anak dengan penuh tanggung jawab, membimbing tanpa menyakiti. Sebagai pemimpin, kita harus memperlakukan bawahan dengan adil, bukan memperalat atau menindas. Semua ini menunjukkan bahwa martabat manusia tidak boleh direndahkan oleh siapa pun. Hukum Allah menuntun kita untuk hidup dengan hormat dan kasih sehingga setiap relasi kita selalu mencerminkan kemuliaan Allah.

Saudara sudahkah kita memperlakukan sesama manusia dengan benar? Marilah kita hidup dengan hormat dan kasih sehingga setiap relasi kita selalu mencerminkan kemuliaan Allah. (DS)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup sesuai Kehendak Allah

Menghormati Allah dalam Penderitaan

Pengalaman Rohani Bersama Allah