Ciptaan yang Mulia
Ciptaan yang Mulia
Saudara
melalui ayat bacaan hari ini, kita melihat standar hukum yang dibuat untuk
menata kehidupan moral dan sosial umat Israel. Dikatakan bahwa seseorang yang
melakukan hubungan dengan binatang, perlu dihukum mati. Tidak ada pilihan lain
bagi seseorang yang melakukan tindakan tersebut. Konteks ini muncul karena
praktik demikian berkaitan erat dengan ritus agama kafir yang menyatukan
manusia dengan hewan dalam upacara penyembahan berhala. Tuhan menegaskan bahwa
tindakan ini adalah kekejian, sebab merusak tatanan ciptaan dan martabat
manusia sebagai gambar Allah.
Saudara
melalui ayat hari ini, kita melihat bahwa hukum ini bukan hanya sekedar aturan
untuk menghindari tindakan amoral, tetapi juga merupakan perlawanan terhadap
sistem kepercayaan kafir. Dalam beberapa ritus agama kuno seperti di sekitar
bangsa Kanaan hubungan dengan binatang dipakai sebagai ritual kesuburan atau
penyatuan dengan dewa. Praktik itu meniadakan batas antara manusia, hewan, dan
benda, seolah semua sama nilainya. Padahal manusia diciptakan segambar dan
serupa dengan Allah. Karena itu, setiap praktik agama yang menurunkan martabat
manusia sama dengan menolak Allah. Hukum ini melindungi identitas umat Allah
agar tidak terjerumus dalam ibadah kafir. Bagi bangsa Israel, menjaga kekudusan
berarti menjaga batas yang Allah tetapkan. Oleh karena itu, larangan ini adalah
perlindungan agar umat tidak menggabungkan ibadah kepada Allah dengan
kepercayaan kafir. Manusia dipanggil untuk menghormati dirinya sendiri sesuai
ciptaan, bukan mengotori diri dengan ritual yang menghina kemanusiaannya.
Saudara
melalui renungan hari ini, Allah ingin menyadarkan kita tentang manusia adalah
ciptaan mulia yang harus dihormati. Kita dipanggil untuk memperlakukan manusia
sebagai manusia seutuhnya, bukan merendahkannya dengan cara apa pun. Misalnya
sebagai anak, kita dipanggil menghormati orang tua dengan kasih dan hormat.
Jika kita orang tua, kita harus memperlakukan anak dengan penuh tanggung jawab,
membimbing tanpa menyakiti. Sebagai pemimpin, kita harus memperlakukan bawahan
dengan adil, bukan memperalat atau menindas. Semua ini menunjukkan bahwa
martabat manusia tidak boleh direndahkan oleh siapa pun. Hukum Allah menuntun
kita untuk hidup dengan hormat dan kasih sehingga setiap relasi kita selalu
mencerminkan kemuliaan Allah.
Saudara sudahkah
kita memperlakukan sesama manusia dengan benar? Marilah kita hidup dengan
hormat dan kasih sehingga setiap relasi kita selalu mencerminkan kemuliaan
Allah. (DS)
Komentar
Posting Komentar