The Holiness of God
The Holiness of God
Bagian
perikop ini (ay. 9-13) menunjukkan bahwa Allah hendak berbicara kepada
umat-Nya. Cara yang ditunjukkan-Nya adalah dengan hadir-Nya di antara bangsa
Israel melalui awan tebal sebagai penampakan diri-Nya. Untuk mempersiapkan
kehadiran-Nya ini, Allah menetapkan batas-batas yang tidak boleh dilanggar
seperti : pengudusan diri yang berkaitan dengan pembasuhan tubuh dan pakaian
yang dicuci. Serta penetapan batas melalui pagar yang dibuat pada sekeliling
gunung agar tidak ada kaki maupun tangan yang menyentuh gunung Sinai. Hal ini
harus mereka lakukan sampai sangkakala berbunyi panjang.
Saudara,
bagian firman Tuhan yang kita baca hari ini menunjukkan bahwa Allah dapat hadir
secara imanen atau dapat hadir secara nyata di alam semesta. Dalam kisah yang kita baca yaitu kehadiran di
atas gunung kudus-Nya. Sehingga, dapat di lihat dan di dengar dengan tujuan
agar umat-Nya percaya akan keberadaan-Nya. Selain itu, penetapan batas-batas
yang tidak boleh dilanggar menunjukkan bahwa Allah adalah Allah yang transenden
yaitu kekudusan Allah yang berada di luar batas-batas kemampuan manusia.
Artinya, meskipun manusia sudah membasuh diri tetapi tetap dapat “mati” jika
mendekat pada Allah. Dengan demikian, kekudusan Allah adalah sesuatu yang harus
senantiasa kita hormati dalam kehidupan kita.
Saudara,
pemahaman kita akan kekudusan Allah kembali mendorong kita untuk senantiasa
menghormati kekudusan-Nya. Ia adalah Allah tidak dapat bersatu dengan dosa dan karena itu kita perlu datang
mendekat kepada Allah dalam kekudusan. Misalnya : mengakui dosa bahkan yang
“tersembunyi” di hadapan Allah lalu berkomitmen untuk tekun dalam saat teduh,
berdoa, ibadah, dll. Sehingga, kita dapat bekerja sama secara sinergis dengan
Roh Kudus dalam proses pengudusan dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, mari
untuk tetap menjaga kekudusan dalam setiap hal yang kita kerjakan melalui
perkataan yang senantiasa membangun, perilaku yang mendatangkan berkat bagi
sesama, dll.
Saudara,
mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara,
apakah kita telah menjaga kekudusan di hadapan-Nya? Mari mintalah kekuatan
kepada Roh Kudus agar senantiasa dapat bekerja sama dalam proses
pengudusan-Nya. Dengan demikian ketika kita mendekat kepada Allah, maka seluruh
keberadaan diri kita menjadi bersih dan murni di hadapan-Nya. (TH)
Komentar
Posting Komentar