Percaya Tanpa Melepas Tanggung Jawab
Percaya Tanpa Melepas Tanggung Jawab
Saudara, dalam renungan sebelumnya
diceritakan bahwa setelah Yitro mengamati bagaimana Musa menangani semua
perkara orang Israel seorang diri. Maka dia menyarankan agar Musa mengangkat
orang-orang yang cakap, takut akan Allah, dan dapat dipercaya untuk menjadi
pemimpin atas kelompok seribu, seratus, lima puluh, dan sepuluh. Di dalam ayat
bacaan hari ini diceritakan bahwa Musa mengikuti nasihat itu. Musa memilih
orang-orang yang memenuhi kriteria tersebut dan menetapkan mereka sebagai
pemimpin. Mereka mengadili perkara-perkara
yang ringan sedangkan perkara besar atau sulit di bawa kepada Musa. Kemudian,
akhir perikop ini ditutup dengan Yitro pulang kembali ke negerinya.
Tindakan
Musa dalam peristiwa ini menunjukkan kerendahan hati dan kesadaran akan
keterbatasannya. Ia tidak bersikeras mengerjakan segalanya sendiri, melainkan
membuka diri untuk menerima nasihat dari orang lain yang lebih berpengalaman.
Tindakan ini tentu berbeda dengan melepas tanggung jawab karena Musa tetap
menjadi pemimpin utama dalam dan menangani perkara-perkara besar. Pembagian
tugas ini menunjukkan kepercayaannya kepada orang lain dan pengelolaan tanggung
jawab yang bijak dan sehat.
Saudara,
renungan hari ini mengajarkan pentingnya menyadari keterbatasan diri dan
belajar untuk mempercayai orang lain. Mendelegasikan tugas bukan berarti kita
tidak bertanggung jawab tetapi menunjukkan hikmat dan kerendahan hati untuk
bekerja sama. Misalnya dalam keluarga orang tua dapat melibatkan anak-anak
dalam tugas rumah tangga sebagai bentuk tanggung jawab bersama. Hal ini tentu
dapat membangun kepercayaan dan kebersamaan dalam keluarga. Mari kita belajar
seperti Musa, berani mengakui keterbatasan, terbuka menerima nasihat dan
bersedia untuk percaya kepada orang lain tanpa melepaskan tanggung jawab kita.
Saudara, apakah saudara cenderung memaksakan diri untuk mengerjakan semua tanggung jawab sendiri ataukah saudara terbuka untuk mempercayakan tugas kepada orang lain? Mari datang kepada Tuhan di dalam doa. Kiranya Tuhan menolong kita sehingga kita dapat meneladani Musa yang membuka hati untuk mendengar nasihat dengan bijak dan bersedia mempercayai orang lain tanpa melepaskan tanggung jawab. Dan kiranya Roh Kudus memberikan hikmat agar kita tahu kapan harus bertindak, membagi tugas dan kepada siapa kita harus mempercayakan tanggung jawab. (MS)
Komentar
Posting Komentar