HOLY FEAR (Takut yang Kudus)
Bacaan Alkitab : Keluaran 19: 14-17
Saudara,
peristiwa ini adalah pertama kalinya Allah berkenan untuk dihampiri oleh bangsa
Israel secara kolektif atau bersama-sama. Meskipun sebelumnya bangsa Israel
telah menyaksikan kedahsyatan Allah — melalui tulah-tulah atas Mesir, peristiwa
penyeberangan Laut Teberau, dan pemeliharaan-Nya melalui manna — kali ini
adalah peristiwa yang sangat istimewa. Sebab, untuk pertama kalinya, bangsa
Israel secara khusus dapat menghampiri dan bertemu dengan Allah.
Setelah mereka melakukan segala persiapan
untuk menguduskan diri — seperti mencuci pakaian dan menyediakan waktu untuk
berdiam diri — tibalah saat pertemuan itu. Allah hadir dalam manifestasi alam
yang nyata, melalui guntur, kilat, awan tebal, bunyi sangkakala, dan gunung
yang berasap, sehingga seluruh bangsa gemetar ketakutan. Ini adalah peristiwa
besar yang memiliki makna penting tentang pertemuan antara Allah dan umat-Nya.
Saudara, mungkin pernah mendengar tentang
Allah yang transenden dan imanen. Transenden (transcendere, Latin) berarti “melampaui batas-batas
biasa.” Imanen (immanens, Latin) berarti “tinggal di dalam”
atau “hadir di tengah sesuatu.” Dalam peristiwa ini, Allah menyatakan
diri-Nya sebagai Allah yang transenden dan imanen sekaligus. Allah yang
mahabesar dan tak terjangkau oleh manusia, tetapi juga Allah yang hadir, dekat,
bahkan tinggal bersama umat-Nya. Kedua atribut (sifat) Allah ini dinyatakan
secara bersamaan.
Pada saat ini orang
Kristen sering kali memandang Allah
sebagai Allah yang imanen — yang dekat dan mengasihi. Dan melupakan bahwa Dia juga adalah Allah yang
transenden — mahaagung dan patut ditakuti. Itulah sebabnya rasa hormat dan gentar kepada Allah semakin memudar.
Biarlah saat ini kita menyadari kembali bahwa
Allah yang begitu dekat dengan kita adalah Allah Pencipta jagat raya ini. Dia
agung, mahakuasa, dan tak terjangkau oleh pikiran manusia. Tidak ada kata-kata
yang dapat sepenuhnya menggambarkan Dia. Kita ini hanyalah debu, tidak berguna
di hadapan-Nya. Kiranya kesadaran ini membuat kita memandang
Allah dengan benar. Kasih kita
kepada-Nya semakin besar, dan
rasa hormat serta gentar juga selalu
hadir dalam hati kita. Amin. (TM)
Refleksi : "The fear of the Lord is a
holy fear, a reverent awe that draws us nearer, not further." ("Takut
akan Tuhan adalah rasa takut yang kudus, rasa hormat yang membawa kita lebih
dekat, bukan membawa lebih jauh.")
Quote : Allah menghendaki Diri-Nya dikenal
sebagai Allah yang imanen dan transenden
Komentar
Posting Komentar