Kesetiaan dalam Ketaatan
Kesetiaan dalam Ketaatan
Dalam bagian ay. 21-23 ini, Musa
memanggil semua tua-tua Israel dan meminta mereka untuk menyembelih anak domba
paskah. Lalu mereka juga diperintahkan untuk mengambil hisop atau
ranting tanaman yang biasa digunakan pada saat ritual penyucian dalam Alkitab.
Lalu, mencelupkannya dalam darah kemudian menyapukannya pada ambang atas dan
pada kedua tiang pintu. Mereka tidak boleh keluar pintu rumahnya sampai pagi.
Tanda tersebut akan menjadikan bangsa Israel terluput dari hukuman kematian
anak sulung.
Saudara, kita dapat melihat aspek sinergis antara
Allah dan umat-Nya. Hal ini terlihat dari melalui tanda pada ambang atas kedua
tiang pintu rumah orang Israel. Tanda ini berarti bahwa Allah memberikan cara
agar bangsa Israel terluput dari penghukuman. Lalu, bangsa Israel merespons
Allah dengan taat melakukan firman-Nya. Dengan demikian, aspek kerja sama
antara Allah dan manusia telah ada sejak zaman perjanjian lama.
Saudara, kerja sama antara Allah dan
manusia juga terlihat dalam keselamatan orang percaya. Allah mengirimkan
Putera-Nya untuk menjadi korban penebus dosa-dosa manusia. Sedangkan, manusia
merespons pengorbanan-Nya dengan mengaku dosa dan menerima Tuhan Yesus masuk
dalam hati. Lalu, berpartisipasi dalam proses pengudusan progresif atau
proses pengudusan yang berlalu terus menerus dan seumur hidup. Dengan demikian,
mari berpartisipasi dalam karya keselamatan melalui ketaatan kepada-Nya.
Saudara, mari sejenak kita merenungkan
Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, sudahkah kita dengan sungguh hidup
dalam perintah-perintah-Nya? Mari tetaplah setia dalam melakukan
perintah-perintah-Nya untuk menjadi semakin selaras dengan kehendak Allah. (TH)
Komentar
Posting Komentar