Tanggung Jawab Yang Berat
Rabu, 14 Juli 2023
Tanggung Jawab Yang Berat
Bacaan Alkitab : Ibrani
12:18-29
Saudara,
dalam perikop ini rasul Paulus mengajak orang percaya tetap setia dalam
perjalanan sebagai orang percaya. Walaupun memang dalam perjalanan tersebut
orang percaya tidak hanya akan menemui kondisi yang nyaman tapi juga kondisi
yang tidak ramah dan menyiksa. Namun, orang percaya tidak perlu ragu sebab
Allah yang membimbing mereka adalah Pribadi yang sama atau tidak pernah
berubah. Ia tetap Allah yang kudus, tidak berkompromi dengan dosa dan akan
menghukum orang yang tidak bertobat. Tapi pada saat yang sama Allah juga tidak
berubah dalam kasih-Nya, Ia siap mengampuni dan memulihkan orang yang bersedia
bertobat.
Oleh
sebab itu, rasul Paulus menjelaskan bahwa orang percaya tidak lagi harus hidup
dalam ketakutan akan hukuman Allah. Seperti yang pernah terjadi kepada umat
Israel saat Allah menghampiri Musa di gunung Sinai (ay. 18-21). Sebab kini,
Kristus telah hadir untuk menyatakan kasih dan pengampunan Allah bagi orang
percaya yang mau bertobat (ay. 22-24). Jika dulu gunung Sinai adalah lambang
dari kehadiran Allah yang menghukum umat-Nya yang berdosa sekaligus sebagai
lambang Allah yang memberkati mereka. Maka sekarang darah Kristus yang tercurah
di kayu salib melambangkan penebusan manusia dari segala dosa. Dari semuanya
ini, orang percaya dapat melihat bahwa Allah tidak pernah berubah dalam hal
kekudusan dan kasih-Nya. Atas dasar inilah maka rasul Paulus ingin mengajak
orang percaya untuk tidak berpaling dari Allah (ay. 25).
Saudara,
ajakan rasul Paulus untuk tetap setia pada Allah masih berlaku bagi kita saat
ini. Di dalam dan melalui Kristus, Allah bersedia mengampuni, memulihkan dan
membimbing kita untuk hidup sesuai kehendak-Nya. Tapi pada saat yang sama,
Allah yang kudus tidak dapat berkompromi dengan dosa. Oleh sebab itu, mari kita
menghargai kasih karunia Allah ini dengan berusaha hidup benar di hadapan-Nya.
Mari kita selalu berusaha untuk tidak berkompromi dengan dosa dengan alasan
apapun.
Saudara marilah mengambil waktu sejenak untuk merenungkan Firman Tuhan
yang baru saja kita dengar. Saudara, bagaimanakah cara saudara dalam merespon
kasih karunia Allah bagi saudara selama ini? Sudahkan saudara
bersungguh-sungguh hidup benar dan tidak berkompromi dengan dosa dengan alasan
apapun? Jika belum maka mari datang kepada Allah dan meminta ampun di
hadapan-Nya. Mari meminta Roh Kudus untuk mencerahi batin saudara sehingga
saudara dapat menyadari bahwa seseorang yang telah menerima kasih karunia dari
Allah akan berusaha hidup sesuai dengan kebenaran Firman Allah. (MS)
Komentar
Posting Komentar