Perjuangan Hukum Taurat Dan Dosa

Kamis, 20 Oktober 2022
Perjuangan Hukum Taurat Dan Dosa
Bacaan Alkitab : Roma 7: 13-26

Dalam Rm. 7: 13-26, Paulus memulai perikop dengan menuliskan, “adakah yang baik itu menjadi kematian bagiku?...”(ay.13a). Pertanyaan ini secara umum menunjuk pada pandangan Paulus mengenai hukum taurat yang adalah baik. Paulus mempertanyakan apakah “yang baik” (yaitu hukum taurat) dapat mendatangkan kematian baginya? Namun, Paulus menjawabnya, “…  Sekali-kali tidak!” (ay. 13b). Maksud Paulus melalui pertanyaan ini adalah merupakan penegasan bahwa Hukum Taurat merupakan anugerah yang Tuhan berikan untuk umat-Nya tidak akan mendatangkan kematian kepada mereka yang melakukannya dengan tekun.
Penegasan rasul Paulus tentang hukum taurat adalah anugerah kemudian ia lengkapi dengan mengemukakan alasan mengapa ia menanyakan tentang “hukum dapat mendatangkan kematian”. Alasan tersebut adalah karena dalam pengalaman Paulus ia mengalami bahwa seringkali keinginan-keinginan dalam dirinya saling bertentangan satu dengan yang lain. Keinginan-keinginan tersebut yaitu keinginan untuk hidup sesuai dengan hukum taurat dengan keinginan daging (berdosa) dalam dirinya. Dan, setelah pertentangan antara keinginan-keinginan itu muncul dalam diri Paulus, seringkali ia menemukan bahwa dirinya, “…Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat” (ay. 15). Hal ini dipandang Paulus dapat terjadi sebab dirinya adalah manusia berdosa (ay. 16-23). 
Manusia diciptakan Tuhan memiliki kehendak bebas yang memungkinkan dirinya untuk melakukan pilihan-pilihan dalam kehidupannya. Tetapi setelah jatuh dalam dosa, kehendak bebas dalam diri manusia dicemari oleh dosa. Dosa merusak kemampuan manusia untuk memilih pilihan-pilihan yang sesuai dengan kehendak Allah. Sehingga, seluruh pilihan-pilihannya cenderung melanggar perintah Allah. Seperti: mungkin terkadang timbul situasi yang seperti “menggoda” untuk iri hati  terhadap keberhasilan orang lain dan kita mengetahui bahwa iri hati itu dosa sehingga kita berkomitmen untuk menjadi tidak iri hati. Tetapi, kemudian yang kita lakukan malah bertentangan dengan komitmen tersebut dan jatuh dalam dosa iri hati. Dengan demikian, meskipun kita mengkhendaki untuk taat kepada perintah Allah tetapi kita tetap melakukan dosa.
Saudara, pada ay. 25 Paulus mengumandangkan penghiburan yang kita terima berkaitan dengan perjuangan hukum taurat dan dosa yang bergumul dalam diri kita. Paulus berseru, “Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! Yesus Kristus, Tuhan kita.” (ay. 24-25). Hal ini berarti bahwa Allah tidak hanya peduli atau mengasihi kita ketika kita hidup dalam kekudusan tetapi juga saat kita berjuang dalam kedagingan kita. Ia akan berurusan dengan dosa-dosa kita, membereskannya serta melepaskan kita dari jerat dosa. Dan setelah itu, Roh Kudus akan menguduskan perbuatan kita melalui tuntunan dalam diri untuk memilih melakukan kebenaran. Oleh sebab itu, mari tetap mengandalkan tuntunan-Nya dalam keputusan-keptusan dalam kehidupan kita sehingga pilihan yang kita buat tidak akan menjerat kita dalam dosa.
Saudara, mari sejenak kita merenungkan kebenaran Firman Tuhan. Saudara, setiap hari kita diperhadapkan pada pilihan-pilihan baik yang akan membawa kita kepada kebenaran maupun kematian rohani. Apakah kita senantiasa mengandalkan tuntunan Roh Kudus dalam mengambil keputusan? Mari andalkan hikmat dan kekuatan dari Roh Kudus sehingga kita tetap teguh dalam melakukan kebenaran hidup sehari-hari. 
-Thelie Herlina-
 
Mari Andalkan Hikmat Dan Kekuatan Dari Roh Kudus Sehingga Kita Tetap Dapat Teguh Dalam Melakukan Kebenaran Firman Tuhan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)

Penutup