Yesus Menyucikan Bait Allah

Rabu, 23 Maret 2022
Yesus Menyucikan Bait Allah
Bacaan Alkitab : Yohanes 2:13-25

Saudara, dalam perikop ini diceritakan bahwa pada saat hari raya Paskah Yesus datang ke Bait Allah di Yerusalem. Tempat itu penuh dengan orang Yahudi dari seluruh Romawi karena akan  merayakan hari terpenting ini. Karena ramainya orang yang datang maka ada beberapa orang yang melihat keadaan ini sebagai peluang untuk mendapat keuntungan dari berdagang. Sehingga mereka mendirikan toko dipelataran Bait Allah untuk menjual hewan yang dibutuhkan untuk kurban dengan harga yang sangat mahal. Mereka juga membuka jasa penukaran uang untuk pajak di Bait Suci yang hanya dapat dibayar dengan menggunakan koin Yahudi (Tyrian) karena kemurnian peraknya. Sehingga orang asing yang berusia 20 atau lebih harus menukarkan uang di sana. Tentunya mereka juga membebankan biaya yang tinggi untuk layanan mereka ini.

Saudara, perhatikanlah bahwa di bawah pemimpin dan imam-imam kepala yang korup maka pelayanan yang seharusnya dilakukan untuk keperluan penyembahan pada Allah telah mengalami kemerosotan. Pelayanan kepada umat menjadi kehilangan makna dan malah menjadi ladang mencari keuntungan. Yesus mengamati bahwa Bait Suci yang seharusnya menjadi simbol kehadiran Allah, sekarang telah berubah menjadi tempat perdagangan demi keuntungan berlebihan. Suasana pujian dan doa khusyuk yang seharusnya terdengar dari Bait Allah telah ditenggelamkan oleh suara lembu, domba, kicauan burung merpati dan suara tawar menawar para pedang dan pelanggan mereka. Menyadari keadaan ini, Yesus mengambil tindakan cepat dan tegas. Dia mengusir semua pedagang keluar dari Bait Allah, bersama dengan domba dan lembu mereka. Selain itu, Dia membalikkan koin dari penukar uang dan membalikkan meja mereka.

Saudara, apa yang dilakukan Yesus bukanlah luapan kemarahan yang tidak beralasan. Apa yang Ia lakukan menggambarkan bahwa Ia tidak dapat melihat orang-orang meremehkan hal-hal rohani. Hal ini juga seharusnya menjadi perenungan bagi kita sebagai orang percaya agar menempatkan hal-hal rohani dengan semestinya. Mari kita mengoreksi diri, sehingga kita tidak menjadi orang-orang yang mencari keuntungan dengan berkedok hal-hal rohani.  
Saudara bagaimanakah cara saudara dalam memperlakukan hal-hal rohani selama ini? Apakah saudara termasuk orang-orang yang mencari keuntungan dari hal-hal rohani tersebut? Jika iya. Maka marilah mengambil waktu untuk mengoreksi diri dan mendoakan hal tersebut. Mari meminta agar Allah mengubahkan cara hidup saudara sehingga berkenan di hadapan Allah. Dan mari meminta kekuatan dari Allah sehingga saudara dapat menempatkan hal-hal rohani sebagai mana mestinya. -Margaretha Sutanto,-

“Tuhan Ajarkanlah Kami Untuk Menghargai Hal-Hal Rohani.”

Komentar

  1. Apa itu hal-hal rohani. Jika ada hal-hal rohani tentu ada hal-hal duniawi, bagaimana cara membedakannya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)

Ribka Menjadi Istri Ishak (5)