Siapa Terbesar di Antara Para Murid

Kamis, 29 Juli 2021
Siapa Terbesar di Antara Para Murid
Bacaan Alkitab: Mrk. 9: 33-37

 Suatu kali, ketika Yesus tiba di Kapernaum bersama dengan murid-muridNya. Yesus memanggil kedua belas muridNya dan duduk bersama-sama dengan mereka. Saat itu, Yesus mempertanyakan tentang hal yang dipertengkarkan oleh para muridNya saat perjalanan menuju ke Kapernaum (ay. 33). Para murid diam dan tidak menjawab pertanyaan Yesus (ay. 34). Yesus sebenarnya mengetahui bahwa mereka sedang mempertengkarkan tentang siapa yang terbesar diantara para murid. Hanya, Yesus bertanya dengan tujuan agar para muridNya terlebih dahulu menyadari apa yang menjadi kesalahan mereka sebelum Yesus menegur mereka.

 Pertanyaan, “siapa terbesar di antara para murid?” memerlukan jawaban yang menunjuk pada seseorang yang paling hebat, paling pintar, paling terkemuka diantara para murid. Dan jika benar-benar ditentukan siapa yang terbesar, maka dapat menimbulkan sikap hati sombong. Dan, benih dosa kesombongan inilah yang Yesus lihat ada diantara para murid. Sehingga, ketika berbincang-bincang dengan mereka, Yesus menyadarkan apa arti sesungguhnya “menjadi orang besar” yaitu, “ … hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya” (ay. 35). Atau dengan kata lain, orang besar adalah seorang yang rendah hati.

 Saudara, Yesus menegur para muridNya sebab Ia mengasihi mereka. Ia mengkhendaki murid-muridNya memiliki sikap hati yang benar dihadapan Allah. Ia tidak menginginkan murid-muridNya menjadi seseorang yang terkenal, memperoleh keuntungan dari pelayanan atau memiliki banyak “followers”. Ia mengkhendaki agar murid-muridNya menjadi seorang pribadi yang rendah hati dan setia dalam panggilan yang telah Allah percayakan kepada mereka. Dengan demikian, sebagai pelayan Tuhan marilah kita mengarahkan hati pada Allah dan bukan kepentingan diri kita sendiri, dalam setiap tugas pelayanan yang kita lakukan sehingga hanya nama Allah saja yang dimuliakan dan ditinggikan.

 Saudara, Yesus menegur para murid sebab Ia mengasihi mereka. Dan, pagi ini, teguran tersebut datang kepada kita. Oleh sebab itu, mari sejenak kita periksa batin kita dihadapan Allah. Sebagai pelayan Tuhan, apakah ada motivasi ingin memperoleh keuntungan bagi diri sendiri ketika melayani Tuhan? Misalnya: ingin menjadi terkenal, memiliki banyak “followers” di media sosial, atau memperoleh penghasilan dari pelayanan yang Tuhan percayakan kepada saudara. Jika ada, mari berdoa dan meminta ampun kepada Allah dan memohon kekuatan dari Roh Kudus agar saudara dapat semakin bertumbuh dalam sikap rendah hati. -THELIE HERLINA-

Seorang yang Disebut Besar adalah Seorang Yang Rendah Hati dan Pelayan Bagi Semua Orang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)

Penutup