Seorang yang Bukan Murid Yesus Mengusir Setan

Jumat, 30 Juli 2021
Seorang yang Bukan Murid Yesus Mengusir Setan
Bacaan Alkitab: Mrk. 9: 38-41

 Perikop ini berkisah tentang Yohanes yang menyatakan keberatannya sebab ada seseorang yang bukan murid Yesus mengusir setan dalam nama Yesus (ay. 38). Sebab, dalam pemikiran Yohanes dan murid-muridNya yang lain, kuasa untuk mengusir setan hanya dimiliki secara khusus oleh mereka yang dipanggil-Nya (Mat. 6: 7). Jika kita perhatikan, sikap yang ditunjukkan Yohanes dan para murid Yesus ini menunjukkan sikap memandang rendah semua orang dan mementingkan diri sendiri. Dan merupakan lanjutan dari perdebatan mereka tentang kedudukan murid yang terbesar diantara yang lainnya (ay. 33-37).
 
 Yesus menegur murid-muridNya sebab mereka bersikap merendahkan orang lain dan juga mementingkan diri sendiri. Karena sebenarnya keberadaan seorang yang bukan murid Yesus namun mengusir setan dalam namaNya menunjukkan bahwa orang tersebut mempercayai Yesus sebagai Tuhan. Sehingga, ia mengusir kuasa roh jahat dalam nama Yesus, Nama yang orang tersebut percaya memiliki kuasa atas roh-roh jahat. Dan, iman orang tersebut-lah yang menjadi fokus utama Yesus sehingga Ia berkata, “Jangan kamu cegah dia!...” (ay. 39). Tetapi, murid-murid hanya mementingkan diri mereka sendiri sehingga memandang rendah orang tersebut dengan tidak memandang orang tersebut sebagai jiwa yang percaya Yesus sebagai Tuhan, tetapi pesaing dalam pelayanan. 

 Saudara, Yesus memandang jiwa-jiwa berharga dimataNya. Tidak ada yang lebih berharga dibandingkan yang lainnya. Hanya, sebagai orang percaya terkadang kita memandang orang hanya berdasarkan profesi, kekayaan, gelar pendidikan atau asal usul keluarga dan suku. Terkadang juga mungkin kita mau bergaul dengan satu golongan tertentu tapi bersikap arogan terhadap golongan lainnya. Sikap-sikap ini merupakan sikap memandang rendah orang lain dan menganggap diri sendiri paling berharga yang bertentangan dengan teladan Yesus. Oleh sebab itu, marilah melatih diri kita mengasihi sesama sama dengan cara senantiasa memandang orang lain berharga di mata Allah tidak peduli apapun kedudukan dan kondisinya sehingga hati kita semakin tulus dalam mengasihi Allah dan sesama. 

 Saudara, mari kita renungkan firman yang baru saja kita dengar. Bagaimana dengan sikap hati kita selama ini? Apakah ada sikap merendahkan orang lain yang pernah kita tunjukkan pada orang-orang disekitar kita? Jika ada, mari akui dihadapan Allah dan memohon ampun atas kesombongan kita dan memohon kekuatan kepada Roh Kudus agar kita semakin bertumbuh dalam sikap rendah hati. -THELIE HERLINA-

Sikap Merendahkan Orang Lain Sama Dengan Memandang Rendah Sang Pencipta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yesus membawa pemisahan bagaimana mengikut Yesus

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)