Perintah Allah dan Adat Istiadat Yahudi

Kamis, 15 Juli 2021
Perintah Allah dan Adat Istiadat Yahudi
Bacaan Alkitab: Mrk 7: 1-23

 Markus 7: 1-23 berisi teguran Yesus atas sikap orang-orang Farisi dan ahli taurat. Mereka mengutamakan sikap ibadah secara lahiriah dan mengabaikan sikap batin yang benar dihadapan Allah. Melalui perikop ini, kita dapat belajar bahwa sebagai orang percaya seharusnya kita berhati-hati agar tidak terjebak dalam membangun sikap ibadah yang terlihat baik secara lahiriah dihadapan manusia. Dan, mengabaikan sikap hati yang benar dihadapan Allah (ay. 6-8). Sebab, orang-orang demikian, disebut Allah sebagai orang yang munafik (ay. 6).
 Dalam teguran yang diserukan Yesus kepada orang-orang Farisi dan ahli taurat, Yesus menegaskan bahwa mereka mengabaikan (aphiemi, meninggalkan) perintah Allah untuk berpegang pada adat istiadat manusia (ay. 8). Hal ini menunjukkan bahwa ritual ibadah secara lahiriah seperti berdoa, berpuasa, bahkan hikmat duniawi dapat menjadi fokus yang utama lebih daripada sikap hati yang benar dihadapan Allah. Dan, Yesus mengembalikan fokus yang benar dengan menyatakan bahwa, “… tetapi apa yang keluar dari seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya” (ay. 15-16). 
 Pernyataan Yesus pada ay. 16, menegaskan kembali bahwa sikap hati yang benar (apa yang berasal dari dalam) jauh lebih penting daripada sikap ibadah yang terlihat secara lahiriah. Sebab, seseorang dapat terjebak dalam menunjukkan sikap yang terlihat kudus dan suci secara lahiriah, misalnya: rajin berdoa, berpuasa dan beribadah. Tetapi tetap melakukan perbuatan-perbuatan jahat seperti berzinah, mencuri, serakah, kelicikan, hawa nafsu, hujat, bebal, dll (ay. 21-22). Hal ini disebabkan karena sikap ibadah secara lahiriah tidak dapat mengubah hati menjadi kudus. Hanya Allah yang sanggup mengubahkan hati seseorang. Oleh karena itu, marilah kita mendekat kepada Allah yang sanggup mentransformasi dan memulihkan hati kita agar semakin serupa dengan Kristus. 
 Saudara, mari sejenak kita renungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, apakah sikap hati saudara benar dan kudus dihadapan Allah? Atau masihkah saudara menyimpan banyak pikiran-pikiran jahat, hujat, iri hati, kebebalan, keserakahan, dll dalam hati? Jika masih ada, mari berdoa dan memohon ampun kepada Allah. Dan mintalah Roh Kudus mengubah hati saudara, agar semakin kudus, benar dan murni dihadapan Allah. -THELIE HERLINA-

Ritual Ibadah Secara Lahiriah Tidak Dapat Mengubah Sikap Hati yang Benar di Hadapan AllahHanya Allah yang Sanggup Mengubahkan!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yesus membawa pemisahan bagaimana mengikut Yesus

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)